Orang Marketing VS Orang Accounting

Visits: 18

Orang-orang accounting secara tradisional adalah “musuh” orang marketing disebuah perusahaan. Mereka selalu menajdi rem ketika orang-orang marketing bekerja cepat. Orang accounting selalu menjadi penjaga gawang yang mengingatkan apakah suatu target penjualan akan tercapai atau tidak. Mereka juga suka melakukan analisis detail di bagian mana tidak tercapainya suatu target meski tanpa mau tahu penyebabnya. Orang accounting juga selalu mengawasi biaya yang sudah ditetapkan dan memberikan peringatan bahwa cost-budget sudah terlampaui. Orang accounting juga selalu peduli pada bottom line jangka pendek. Tak ada gunanya top line tercapai tanpa ada profit.
Tapi itu semua terjadi ketika perusahaan masih tertutup. Ketika perusahaan sudah menjadi suatu perusahaan public atau perusahaan terbuka, maka persoalannya menjadi berbeda. Pemegang saham yang bukan pengendali perusahaan atau yang minoritas hanya mendapat laporan keuangan tiap kuartal. Harga saham pun naik turun, diantaranya tergantung pada laporan yang dikeluarkan. Tentu saja ada factor lain seperti rencana manajemen ke depan, prospek industry, dan situasi makro yang mempengaruhi.
Di situlah laporan keuangan mejadi salah satu indicator kunci dari kesehatan keuangan sebuah perusahaan. Ketika berhadapan dengan “pihak luar”,orang-orang accounting diminta menyatu dengan manajemen puncak untuk sebisanya memberikan optimism kepada public. Karen itulah lalu keluar istilah creative accounting, karena ada berbagai carauntuk membuat sebuah perusahaan terlihat beautiful. Kontrak penjualan jangka panjang diakali supaya masuk ke pendapatan yang dicatat untuk tahun berjalan.
Depresiasi pada sebuah fixed asset dibuat lebih panjang supaya beban biaya pada tahun berjalan mengecil. Begitu juga pada amortisasi pada intangible asset. Belum lagi yang namanya asset revaluation atau menilai kembali asset yang ada supaya balance sheet kelihatan bagus. Creative marketing selalu diharapkan bias memberikan nilai tambah pada customer.Creative accounting sebaliknya, sangat berbahaya untuk capitalmarket. Kenapa?
Sebab, minority shareholders selalu dalam situasi yang tidak diuntungkan.Ada asimetris informasi antara pihak manajemen yang menggunakan management accounting untuk pengambilan keputusan dengan public accounting yang terlalu kreatif.
Enron dan berbagai perusahaan public di Amerika Serikat sudah menjadi bukti bahwa mereka bermain dengan kualitas kesehatan keuangan perusahaan. Itu sama saja dengan yang dilakukan orang marketing yang “bermain” dengan kualitas produk. Menjanjikan suatu kualitas produk yang bagus dengan komunikasi yang kreatif, but never to deliver it.
Lebih berbahaya lagi apabila bisnis yang bergerak di financial services industry yang terlalu kreatif dalam pengembangan produknya. Krisis keuangan Amerika tahun 2008 membuktikan bahwa banyak produk financial yang merupakan derivative dariproduk-produk lain yang beresiko tinggi dijual secara kreatif.Look sophisticated outside, but vulnerable inside.
Ini persis yang terjadi di Amerika, yakni piutang property yang subprime tapi dipaket lagi dan dijual perusahaan yang bereputasi tinggi dengan harga tinggi pula. Itulah pembohongan kepada customers secara kreatif. Orang marketing sering dituduh melakukan pembohongan yang tidak bertanggung jawab. Orang marketing juga dituduh melakukan “push” yang keterlaluan sehingga pelanggan “lari” karena jengah karena dikejar-kejar terus. Orang marketing juga sering dianggap melakukan promosi yang berlebihan hingga membuat orang membeli produk yang tidak diperlukan.
Tapi ternyata orang accounting dan finance lebih “berat” lagi. Mereka bermain bukan pada hal-hal yang kecil sepertiorang marketing. Dampak yang mereka buat bias berakibat pada kerusakan ekonomi secara makro. Kenapa? Karena dampaknya bias ke customers, investors, dan bahkan ke institusi yang lebih besar. Satire dalam film “Too Big To Fail” adalah pengungkapan praktik kotor lembaga keuangan di Amerika yang menghalalkan segala cara. Akhirnya pemerintah Amerika Serikat terpaksa membantu berbagai perusahaan yang sudah terlanjur membesar tetapi keropos di dalamnya. Karena jika dibiarkan, akan dapat menimbulkan ketidakpercayaan secara makro yang dapat menghancurkan perekonomian nasional.
Karena itulah orang accounting lantas membuat Good Corporate Governance. Hal ini dilakukan agar perusahaan-perusahaan selalu diingatkan untuk tidak melakukan cara-cara kreatif, tapi palsu dan penuh daya tipu.

Leave a Reply

Your email address will not be published.