Corporate Website

Views: 119

Di jaman sebelum era internet, informasi tentang suatu perusahaan mungkin hanya bisa dilihat melalui koran, majalah, ataupun corporate profil yang dibuat dalam bentuk buku, dan itupun jumlahnya hanya terbatas. Namun sekarang, ketika internet sudah menjadi bagian dari hidup bisnis, adalah kurang lengkap rasanya jika suatu perusahaan tidak dilengkapi dengan corporate website. Pada dasarnya corporate website sama dengan corporate profile dalam bentuk buku, yang membedakan hanyalah medianya saja.
Dari sisi keuntungan, corporate website jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan profil corporate konvensional. Corporate website dapat dilihat oleh masyarakat di seluruh dunia, sehingga lebih mempercepat penyerapan investasi. Selain itu, corporate website bisa dijadikan sebagai mediapromosi yang efektif dan murah. Produk baru yang diluncurkan dapat segera diinformasikan melalui website corporate, dan tentu saja relatif tidak ada biaya tambahan jika dibandingkang dengan iklan-iklan konvensional di media televisi maupun surat kabar.
Saat ini hampir semua perusahaan-perusahaan baik skala internasional maupun lokal telah memiliki corporate website untuk mendukung ekspansi bisnisnya. Yang perlu ditingkatkan sekarang adalah bagaimana agar website tersebut dikenaloleh banyak orang diseluruh dunia,dan salah satu caranya adalah melalui optimasi SEO.
Klik disini untuk versi Bahasa Inggris.

Faktor-Faktor Produksi Usaha Perikanan

Views: 1050

Dalam ilmu ekonomi, produksi dapat diartikan segala kegiatan yang mempertinggi faedah barang baik secara langsung maupun tidak langsung dalam usaha kebutuhan manusia. Gaspersz (1992) menyatakan bahwa ada dua hal yang menjadikan pertimbangan dalam suatu alternative usaha, yaitu aspek teknik dan aspek ekonomi. Aspek teknik yang utama adalah proses produksi. Dalam proses produksi diperlukan proses produksi yang benar diantara beberapa kemungkinan cara produksi. Perlu juga diperhatikan pemilihan mesin dan peralatan yang sesuai dngan karakteristik usaha/pekerjaan.
Untuk menghasilkan sesuatu produksi diperlukan adanya suatu gabungan atau kerjasama yang baik antara faktor-faktor produksi, bahwa bagaimana usaha dari nelayan atau petani ikan menggabungkan faktor-faktor produksi untuk mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya. Faktor-faktor produksi dalam kegiatan usaha perikanan yang sangat berpengaruh meliputi:
1. Faktor Alam
Yang dimaksud dengan alam sebagai faktor produksi pada usaha perikanan adalah tanah dan perairan (sungai, waduk, rawa, genangan dan laut). Perairan adalah suatu wadah atau tempat yang dapat digunakan untuk usaha pembudidayaan dan penangkapan ikan. Perairan bersifat milik bersama, namun tidak menutup kemungkinann adanya aturan-aturan yang diberlakukan oleh golongan atau kelompok masyarakat yang telah berlangsung turun temurun, misalnya aturan adat (hukum laut). Pada usaha perikanan kedua tempat tersebut sangat erat keterkaitannya dan disinilah dilaksanakan proses produksi hingga menghasilkan produksi. Salah satu bukti bahwa perairan merupakan faktor produksi dapat dilihat dari tinggi rendahnya balas jasa baik yang berupa sewa atau bagi hasil yang sesuai dengan permintaan dan penawaran dalam masyarakat tertentu pada daerah tertentu
2. Faktor Sarana Produksi
Faktor ini merupakan inti dari berbagai faktor produksi lainnya, artinya tanpa tersedianya faktor ini tidak mungkin dilaksanakan kegiatan berproduksi. Ketersediaan sarana produksi dalam jumlah yang tepat dan kualitas yang baik, akan mempengaruhi kelancaran proses produksi. Sarana produksi pada dasarnya digolongkan berdasarkan:
A. Sarana produksi yang habis dipakai dalam satu siklus atau sarana produksi yang tidak tahan lama, meliputi Solar/ BBM, Umpan Pancing, Es, Bahan Makanan Melaut ( beras, lauk pauk, air tawar, dll).
B. Sarana produksi yang tidak habis dipakai/ digunakan dalam satu siklus atau yang tahan lama, meliputi Bangunan, Kapal dan Mesin Kapal (Body kapal, Mesin Utama, Mesin Bantu dan Generator), Alat Tangkap (Jaring, Pancing, dll), Alat Bantu Penangkapan (Rumpon, Sampan, dll), dll.
3. Faktor Tenaga Kerja
Tenaga kerja dalam bidang perikanan pada umumnya terdiri dari tenaga kerja tetap dan tenaga kerja tidak tetap (sambilan). Tenaga kerja tetap umumnya berasal dari keluarganya sendiri (tenaga inti) dan atau tenaga kerja yang mendapat upah secara tetap pada periode tertentu, misalnya bulanan. Sementara tenaga kerja tidak tetap (sambilan) atau dapat juga disebut tenaga kerja harian lepas, umumnya bersifat buruh.
4. Faktor Modal
Modal merupakan faktor produksi penting untuk menggerakkan seluruh rangkaian proses produksi. Dalam pengertian ekonomi, modal adalah barang atau uang yang bersama-sama faktor-faktor produksi lainnya menghasilkan barang-barang baru. Modal dapat berupa barang atau uang.
5. Faktor Teknologi
Faktor teknologi dalam kegiatan usaha perikanan, berarti melakukan pilihan-pilihan terhadap teknologi yang digunakan. Hal ini penting, karena potensi sumber daya perikanan yang tersedia dan jenis usaha yang dapat dikembangkan juga cukup beragam, dan pada umumnya bersifat padat modal. Perkembangan teknologi, sangat memungkinkan bagi pelaku usaha perikanan untuk meningkatkan produksi dan produktivitasnya. Dengan teknologi, produk hasil perikanan yang dikenal cepat rusak/busuk, dapat dipertahankan tingkat kesegarannya (mutunya) untuk waktu yang cukup lama.
6. Faktor Manajemen
Penerapan faktor manajemen pada dasarnya adalah bagaimana menggabungkan dan menselaraskan seluruh fungsi-fungsi manajemen dengan faktor-faktor produksi yang ada. Usaha perikanan yang terdiri dari banyak sub-sub system, memungkinkan masing-masing sub system tersebut menerapkan fungsi-fungsi manajemen baik berdiri sendiri maupun merupakan satu kesatuan utuh dari kegiatan usaha. Dari semua faktor produksi yang ada, faktor ini sering diabaikan oleh pelaku usaha perikanan terutama pada skala rumah tangga/kecil. Tetapi pada skala usaha menengah keatas, faktor ini sudah diterapkan walaupun belum maksimal.
Klik disini untuk versi bahasa Inggris

Pelayanan Pelanggan Adalah Suatu Investasi

Views: 42

Harry Bullis, mantan presiden komisaris General Mills, menganjurkan para wiraniaganya agar melupakan penjualan dan memusatkan perhatian dalam menyajikan pelayanan. Seperti yang dikatakan Bullis, jika setiap kali bangun pagi, anda mulai dengan berkata dalam hati bahwa “saya ingin menolong orang sebanyak mungkin hari ini”, alih-alih, “Saya ingin membuat penjualan sebanyakmungkin penjualan hari ini” maka anda akan merasakan bahwa pendekatanyang anda lakukan terhadap pembeli akan lebih mudah dan lebih terbuka, dan sekaligus anda akan bisa membuat lebih banyak penjualan. Mereka yang berangkat dari kesadaran untuk menolong sesamanya agar memperoleh hidup yang lebih bahagia dan dan lebih mudah, berarti sedang melaksanakan suatu bentuk kewiraniagaan yang paling sempurna.
Hal yang lebih baik dari prinsip penjualan itu ternyata juga merupakan prinsip penjualan yang paling ampuh. Cepat atau lambat, uang dan kepuasan yang anda peroleh akan sebanding dengan pelayanan yang telah anda berikan kepada orang lain. Pada suatu kesempatan, apa yang anda peroleh mungkin lebih sedikit dari yang anda berikan. Tapi pada kesempatan lain, anda akan merasakan hal yang sebaliknya. Karena itu cepat atau lambat, semua akan menjadi seimbang. Apa yang anda tanam, maka itulah yang akan anda tuai.
Pelayanan yang baik yang anda berikan kepada orang lain akan anda rasakan hasilnya bebrapa waktu kemudian. Karena itu, pelayanan boleh dibilang sebagai suatu investasi bagi bisnis toko retail. Hidup dan matinya toko retail dalam jangka panjang bergantung kepada pelayanan yang diberikan kepada pelanggannya. Pelayanan pelanggan yang baik akan menciptakan loyalitas pelanggan, dan pelanggan loyal adalahsumber pundi-pundi uang untuk bisnis retail yang kita jalankan.
Klik disini untuk versi Bahasa Inggris

Melindungi Agar Karyawan Anda Tidak Dibajak Oleh Pesaing Anda

Views: 27

Bisnis toko retail adalah bisnis yang penuh dengan persaingan. Persaingan yang terjadi bukan hanya dalam rangka meraih profit dan pelanggan sebanyak-banyaknya, tetapi juga dalam rangka memperoleh karyawan yang berkualitas.
Setiap toko retail mengandalkan karyawan garis depan atau para pramuniaga untuk meraih pelanggan loyalnya. Para pramuniaga ini berperan sebagai brand ambassador, dimana image perusahaan dicerminkan oleh sikap para pramuniaga ini dalam menangani dan berinteraksi dengan pelanggan. Oleh karena itu, suatu toko retail modern yang sudah memahami arti pentingnya peran seorang pramuniaga akan selalu merekrut karyawan-karyawan yang memiliki semangat yang tinggi dalam hal melayani. Selain itu, mereka juga menyediakan pelatihan-pelatihan dasar mengenai pelayanan pelanggan sebelum terjun ke dunia nyata.
Namun berhubung biaya pelatihan pelayanan ini membutuhkan dana yang tidak sedikit, ada kalanya suatu perusahaan mengambil jalan pintas untuk merekrut karyawan yang sudah terlatih dari perusahaan lain. Hal ini dinamakan dengan istilah pembajakan karyawan.
Secara hukum, pembajakan seperti ini adalah sah, namun tentunya kerugian berpihak pada perusahaan yang karyawannya dibajak. Untuk itu melindungi kerugian besar akibat pembajakan karyawan, suatu perusahaan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Kesejahteraan
Setiap orang bekerja untuk memperoleh kesejahteraan, baik untuk dirinya maupun untuk keluarganya. Parameter kesejahteraan yang mudah dilihat adalah gaji. Suatu hal yang alami bahwa setiap orang akan mencari gaji yang setinggi-tingginya, sedangkan perusahaan akan membayar gaji seminimal mungkin. Agar karyawan tidak berpindah ke tempat lain, maka perlu untuk dibuat perhitungan gaji yang proporsional, sesuai dengan tugasdan tanggung jawabnya. Jabatan dan pengalaman juga perlu menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan gaji.
Pengaturan bonus dan tunjangan pun harus dibuat sedemikian rupa agar karyawan merasa betah di perusahaan. Review secara berkala mengenai pengaturan gaji, bonus, dan tunjangan ini sehingga keresahan karyawan untuk berpindah tempat kerja dapat diredam.
2. Keamanan dan Keselamatan Kerja
Selain kesejahteraan, faktor keamanan dan keselamatan kerja pun sangat penting untuk diperhatikan agar karyawan tidak berpindah ke tempat kerja lain. Bayangkan jika seorang pegawai pembersih kaca gedung bertingkat tidak dibekali dengan peralatan keselamatan! Walaupun bergaji tinggi, tentunya karyawan tidak mau mengorbankan nyawanya dengan percuma. Bayangkan juga jika suatu toko retail tidak dilengkapi dengan brankas. Bagaimana karyawan toko menyimpan/mengamankan uang hasil penjualan jika tidak ada brankas? Padahal mereka bertanggung jawab untuk keamanan uang hasil penjualan. Mereka akan meninggalkan perusahaan karena tanggung jawabnya tidak didukung oleh keamanan dan keselamatan yang disediakan oleh perusahaan.
3. Interaksi Sosial/Hubungan Kerja
Interaksi sosial antar karyawan, karyawan dengan atasan, ataupun karyawan dengan bawahannya mempengaruhi betah atau tidaknya karyawan tersebut tinggal di perusahaan. Hubungan baik antar karyawan akan memberikan ikatan emosional yang kuat diantara mereka, sehingga mereka akan merasa berat hati untuk meninggalkan perusahaan. Perasaan berat hati ini akan memberikan pemikiran bahwa belum tentu mereka akan menikmati suasana dan hubungan kerja seperti ini di tempat lain.
Faktor leadership seorang atasan juga termasuk dalam interaksi sosial ini. Pemimpin yang otoriter dan terlalu mengekang bawahannya akan membuat mereka menjadi tidak betah. Pemimpin harus memberikan keseimbangan dalam rangka membina hubungan komunikasi dan interaksi sosial diantara para karyawan. Kebijakan-kebijakan yang dibuat seorang pemimpin harus dapat mendukung dan memperhatikan tingkat kepuasan bawahannya.
Itulah beberapa hal yang harus diperhatikan agar karyawan tidak berpindah ke tempat lain, dan semuanya itu harus tercantum dalam kontrak kerja karyawan, sehingga mereka memahami hak dan kewajibannya.
Klik disini untuk versi Bahasa Inggris.