Views: 10
Kementerian Kelautan dan Perikanan memberikan penghargaan kepada lima orang taruna Politeknik AUP yang telah berhasil menjadi motor penggerak dalam perkembangan masyarakat di daerah perikanan. Kelima taruna itu sukses mengembangkan program edukasi positif untuk sektor perikanan, pemberdayaan masyarakat, dan pelestarian terumbu karang. Kelima Taruna tersebut adalah:
Teguh Maulana adalah orang yang bertanggung jawab dalam mengembangkan program Inisiasi Pencetusan Desa Mina Eduwisata Kreatif di Tanjung Binga, Sijuk, Belitung.
Firda Yunisa telah melakukan pemberdayaan kelompok dan pengembangan wilayah perikanan melalui kegiatan Mina Eduwisata di Kampung Nila Kawali, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Bella Rahma Sayyida sedang melakukan Pengembangan Wilayah Perikanan di Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah dengan fokus pada sumber daya kelautan perikanan melalui kegiatan penyuluhan perikanan.
Dewaldi memperkenalkan Inisiasi Penumbuhan Desa Mina Wisata yang berfokus pada penerapan Prinsip Blue Economy di Kecamatan Mina Wisata. Taliwang adalah sebuah kota yang terletak di Kabupaten Taliwang. Sumbawa Barat adalah satu dari daerah di NTB.
Festi Mega Rahayu melakukan usaha untuk melindungi terumbu karang melalui kegiatan Mina Eduwisata dengan menanam 50.000 bagian terumbu karang bersama Kelompok Nuansa Pulau di Nusa Penida, Bali.
“Seseorang memiliki potensi untuk menjadi pendorong perubahan dalam komunitas.” Penyuluhan memiliki tanggung jawab tersebut. Mulai dari pulau Belitung hingga ke Bali, sepenuhnya sejalan dengan program Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Badan Pengembangan dan Pendidikan Sumber Daya Manusia (BPPSDM). Saya ingin melihat hal yang seperti ini. Semua adik-adik luar biasa berhasil memperoleh hasil yang baik. Syukurlah saya datang di sini, jika tidak, saya akan kehilangan momen ini,” kata Nyoman ketika berada di Politeknik AUP Kampus Bogor.
“Saya akan menerapkan ide ini ke institusi pendidikan lainnya dan berharap adik-adik kelas saya dapat melanjutkannya.” Tugas Akhir memiliki potensi sebagai landasan awal dalam pembentukan Program BPPSDM. Dari kelima desa, satu di antaranya telah terpilih untuk menjadi bagian dari Program BPPSDM yang dikenal sebagai SFV (Smart Fisheries Village). Desa yang dimaksud adalah Desa Kawali. Saya sangat terkejut melihat bahwa jumlah kelompok (perikanan) di Kawali telah meningkat,” tambahnya.
Masa mendatang akan melihat upaya yang lebih baik dari pihaknya dalam mengembangkan program ini. Pihaknya akan memberikan dukungan bagi taruna dan dosen dalam mengadakan kompetisi untuk menciptakan Tugas Akhir yang terbaik. Nyoman memiliki harapan agar setiap tahun ada taruna-taruna yang muncul dengan hasil akhir terbaik, dan setelah mereka lulus, ia berharap mereka dapat kembali ke daerah asal mereka untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Disamping itu, juga akan ada keterlibatan yang lebih intensif dari Satuan Administrasi Pangkal (Satminkal) setempat ke depannya. Misalnya, dalam konteks Program di Bali, pertama-tama dilakukan presentasi di Satminkal Gondol Bali, setelah itu Satminkal Gondol akan melakukan pendampingan langsung di lapangan. Sama halnya dengan Program di Kawali, Ciamis, juga ditemani oleh Satminkal Bogor, Jawa Barat.
Di kesempatan sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyampaikan bahwa para alumni dari institusi pendidikan KKP diharapkan mampu menciptakan berbagai peluang usaha yang luas dan meningkatkan daya saing produk mereka agar dapat diterima di kancah global. Karena lulusan dari institusi pendidikan KKP berperan sebagai garda terdepan dalam mendorong kemakmuran Indonesia di industri kelautan dan perikanan.
Menteri Trenggono berpendapat bahwa pertumbuhan dunia usaha dan industri akan terjadi apabila sumber daya manusia yang dimiliki memiliki keunggulan, perkembangan, dan kualitas sesuai dengan kebutuhan yang ada. Itulah sebabnya, meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi kepentingan utama dalam upaya mengembangkan industri kelautan dan perikanan di Indonesia.