Views: 2
Luasnya lautan, yang dulunya dianggap sebagai sumber daya yang tak habis-habisnya, kini menunjukkan kerapuhannya. Seiring dengan kemajuan teknologi penangkapan ikan, tekanan terhadap populasi ikan pun ikut meningkat. Jaring yang lebih besar, sistem pelacakan yang lebih canggih, dan armada penangkapan ikan yang terindustrialisasi mengubah keadaan secara drastis, yang menyebabkan penangkapan ikan berlebihan dan kerusakan habitat. Ikan, pada gilirannya, mulai mengubah perilaku ikan untuk menghindari terjerat jaring atau tersangkut di tali pancing kita. Memahami adaptasi ini sangat penting jika kita ingin membalikkan kerusakan yang telah kita timbulkan pada lautan kita. Dengan mempelajari perilaku ikan, kita dapat mengembangkan peralatan dan praktik penangkapan ikan yang meminimalkan tangkapan sampingan, mengurangi kerusakan habitat, dan memastikan kesehatan populasi ikan dalam jangka panjang. Ilmuwan, nelayan, dan insinyur bekerja sama untuk mengembangkan solusi inovatif yang dapat membantu kita menangkap ikan secara lebih berkelanjutan. Dari teknik penangkapan ikan presisi yang menargetkan spesies tertentu hingga peralatan penangkapan ikan yang dapat terurai secara hayati yang mengurangi polusi laut, ada gerakan yang berkembang untuk menemukan cara yang lebih baik untuk maju. Masa depan lautan kita bergantung pada kemampuan kita untuk belajar dari masa lalu, beradaptasi dengan masa kini, dan menangkap ikan secara bertanggung jawab untuk masa depan. Ini bukan hanya tentang konservasi; ini tentang mengenali keterhubungan kita dengan dunia laut dan tanggung jawab kita untuk melindunginya.
Ikan, meskipun kecerdasannya sering disalahpahami, adalah ahli bertahan hidup. Saat kita mengintensifkan upaya penangkapan ikan, kita secara tidak sengaja memicu perlombaan senjata evolusi, yang memaksa ikan menjadi lebih mahir menghindari upaya kita untuk menangkapnya. Salah satu adaptasi yang paling umum adalah perubahan ukuran. Karena jaring ikan secara selektif menargetkan ikan yang lebih besar, banyak spesies mulai tumbuh dewasa pada ukuran yang lebih kecil dan bereproduksi lebih awal. Meskipun ini mungkin tampak seperti perubahan kecil, ini dapat memiliki konsekuensi yang signifikan bagi kesehatan populasi ikan secara keseluruhan. Ikan menjadi semakin waspada terhadap peralatan penangkapan ikan, belajar mengenali dan menghindari jaring, tali, dan bahkan suara perahu yang mendekat. Beberapa spesies telah diamati menyelam lebih dalam untuk menghindari peralatan penangkapan ikan di permukaan, sementara yang lain telah mengubah pola migrasi mereka untuk menghindari area dengan aktivitas penangkapan ikan yang tinggi. Perubahan perilaku ini, meskipun penting untuk kelangsungan hidup mereka, dapat membuat nelayan lebih sulit menemukan dan menangkap spesies target mereka.
Tantangan yang dihadapi lautan kita sangat signifikan. Era baru penangkapan ikan yang lebih cerdas sedang dimulai, yang memprioritaskan kesehatan jangka panjang populasi ikan dan lingkungan laut. Pergeseran ini membutuhkan perubahan mendasar dalam perspektif. Daripada memandang lautan sebagai sumber daya tak terbatas yang dapat dieksploitasi, kita harus merangkul pendekatan yang lebih holistik yang mengakui keterkaitan semua kehidupan laut. Teknik penangkapan ikan presisi, misalnya, memanfaatkan teknologi canggih untuk menargetkan spesies dan ukuran ikan tertentu, meminimalkan tangkapan sampingan dan mengurangi dampak pada populasi non-target. Perkembangan menarik lainnya adalah munculnya peralatan penangkapan ikan yang dapat terurai secara hayati. Peralatan penangkapan ikan yang dapat terurai secara hayati dirancang untuk terurai secara alami di lingkungan laut, mengurangi risiko penangkapan ikan secara tidak sah dan meminimalkan polusi plastik. Pergeseran ke arah material yang lebih berkelanjutan ini merupakan langkah penting dalam mengurangi dampak lingkungan secara keseluruhan dari penangkapan ikan.
Jaring insang, dinding jaring yang sangat besar yang menjebak ikan dengan insangnya, telah lama menjadi andalan penangkapan ikan komersial. Meskipun efektif dalam menangkap ikan dalam jumlah besar, jaring insang tradisional juga terkenal karena tingkat tangkapan sampingannya yang tinggi, sering kali menjebak dan membunuh mamalia laut, penyu laut, dan spesies ikan yang bukan target. Namun, inovasi terbaru dalam desain jaring insang menawarkan harapan untuk masa depan yang lebih berkelanjutan. Salah satu perkembangan yang menjanjikan adalah penggunaan panel pelepasan pada jaring insang. Panel ini, yang ditempatkan secara strategis di dalam jaring, dirancang untuk memungkinkan spesies atau ukuran ikan tertentu lolos sambil tetap secara efektif menargetkan tangkapan yang diinginkan.
Inovasi lainnya adalah penggunaan pencegah akustik pada jaring insang. Perangkat ini mengeluarkan suara yang menghalangi hewan laut tertentu, seperti lumba-lumba dan pesut, untuk mendekati jaring, sehingga mengurangi risiko terjerat. Lebih jauh, para peneliti tengah menjajaki penggunaan dioda pemancar cahaya (LED) pada jaring insang untuk mengurangi tangkapan sampingan. Dengan merangkul teknologi ini dan teknologi baru lainnya, kita dapat bergerak menuju praktik penangkapan ikan yang produktif dan berkelanjutan.
Penangkapan ikan dengan longline, sebuah metode yang menggunakan kail berumpan sepanjang bermil-mil di sepanjang jalur utama, juga telah diteliti karena potensinya untuk membahayakan kehidupan laut. Namun, seperti halnya dengan jaring insang, pendekatan inovatif untuk penangkapan ikan dengan longline muncul yang bertujuan untuk mengurangi tangkapan sampingan dan meminimalkan dampak lingkungan. Salah satu inovasi tersebut adalah pengembangan kail melingkar. Tidak seperti kail J tradisional, yang dapat dengan mudah tersangkut di tenggorokan atau perut ikan, kail melingkar dirancang untuk berputar di dalam mulut ikan dan mengait di sudut rahang, sehingga mengurangi kemungkinan cedera fatal.
Perkembangan menjanjikan lainnya adalah penggunaan mekanisme pelepasan berwaktu pada longline. Mekanisme ini memungkinkan nelayan untuk memasang alat pancing mereka pada kedalaman tertentu dan untuk jangka waktu yang telah ditentukan, sehingga mengurangi lamanya waktu kail berumpan berada di dalam air dan berpotensi menarik kehidupan laut yang tidak diinginkan. Lebih jauh lagi, para peneliti tengah menjajaki penggunaan bahan yang dapat terurai secara hayati untuk alat pancing longline. Dengan merangkul teknologi ini dan teknologi baru lainnya, kita dapat bergerak menuju masa depan di mana penangkapan ikan dan konservasi berjalan beriringan.
Anda dapat melihat video penemuan-penemuan baru alat penangkapan ikan melalui saluran youtube @yusepchanel