Views: 0
Berita trending minggu ini dikejutkan dengan kasus bullying di institusi pendidikan. Berita terpopuler adalah kasus bullying di pendidikan tinggi jenjang S2 yang berujung kematian korban bullying karena bunuh diri. Kemudian berita bullying yang tak kalah populer adalah berita bullying di SMA Binus Simprug. Bullying di sekolah adalah masalah serius yang dapat berdampak negatif pada perkembangan mental dan emosional siswa. Bullying atau perundungan adalah tindakan agresif yang dilakukan secara berulang oleh seseorang atau sekelompok orang terhadap individu lain yang dianggap lebih lemah. Di institusi pendidikan, bullying bisa berbentuk fisik, verbal, sosial, atau bahkan cyberbullying melalui media digital hingga perundungan seksual.
JENIS-JENIS BULLYING
Bullying fisik lebih mudah dikenali daripada yang verbal, karena bisa dilihat kasat mata, baik tindakannya maupun akibatnya. Contoh perundungan fisik ini misalnya melempari teman dengan alat tulis, menghadang teman saat akan lewat, bahkan tindakan yang lebih parah adalah memukul, menonjok dan sejenisnya.
Perundungan secara verbal bisa dikatakan yang paling sering terjadi. Sebagai pelajar, pahami bahwa kita tidak hanya wajib menghormati guru di sekolah, tetapi juga pada teman-teman sebaya. Bahkan seringkali bullying verbal tidak disadari oleh pelakunya sendiri, karena menganggapnya hanya sebagai candaan saja. Ini bisa muncul karena tidak adanya rasa menghormati dan menghargai teman sebaya. Bullying verbal ini dapat menyebabkan korbannya menjadi insecure. Contoh dari bullying verbal misalnya, mengolok-olok teman ketika nilainya tidak bagus, menyebut teman dengan julukan yang tidak baik dan lain sebagainya.
Berikutnya ada perundungan secara sosial yang dampaknya tidak kalah menakutkan. Bullying sosial ini biasanya akan menyebabkan korbannya menjadi tidak mau bergaul dengan orang lain. Sayangnya, tindakan perundungan sosial ini justru kerap ditampilkan dalam drama-drama televisi yang disukai anak remaja. Perundungan sosial adalah tindakan bullying yang dilakukan sekelompok orang kepada orang lain.
Tindakan perundungan tidak hanya terjadi di dunia nyata saja, tetapi juga pada media sosial. Perundungan seperti ini dinamakan cyber bullying, yang kerap dialami oleh para selebritis oleh hatersnya. Meskipun mungkin korban tidak mengenal pelaku, namun dampak dari cyberbullying ini sama buruknya.
Komentar yang tidak menyenangkan, menyindir atau mengintimidasi merupakan contoh dari tindakan perundungan siber. Perundungan jenis ini tidak hanya terjadi pada orang-orang terkenal saja, tetapi juga pada orang biasa, termasuk siswa sekolah. Apalagi saat ini hampir semua pelajar pasti menggunakan media sosial. Artinya, semakin besar juga peluang untuk melakukan perundungan melalui media sosial.
Yang tidak kalah mengerikan dan sering terjadi belakangan ini adalah perundungan secara seksual. Contoh yang paling sering terjadi yaitu pelecehan seksual atau sexual harassment. Dampak paling buruk yang bisa terjadi adalah korban berpotensi menjadi pelaku di masa depan. Contoh dari tindakan pelecehan seksual misalnya menyentuh bagian-bagian terlarang seseorang. Bentuk pelecehan seksual yang cukup memprihatinkan yaitu pemerkosaan.
EFEK BULLYING PADA KORBAN
Bullying memiliki dampak jangka panjang yang serius bagi korban, antara lain:
- Gangguan Mental: Korban bullying sering mengalami depresi, kecemasan, dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD).
- Penurunan Prestasi Akademik: Rasa takut dan stres yang dialami korban dapat mengganggu konsentrasi dan motivasi belajar, sehingga prestasi akademik menurun.
- Masalah Sosial: Korban bullying cenderung menarik diri dari lingkungan sosial, merasa kesepian, dan sulit membangun hubungan yang sehat dengan orang lain.
- Kepercayaan Diri Rendah: Pengalaman bullying dapat merusak rasa percaya diri korban, membuat mereka merasa tidak berharga dan tidak aman.
CARA MENGHINDARI MENJADI KORBAN BULLYING
Untuk mencegah dan mengatasi bullying, beberapa langkah yang bisa diambil adalah:
- Edukasi dan Kesadaran: Meningkatkan kesadaran tentang bullying melalui kampanye anti-bullying, seminar, dan diskusi kelompok di sekolah.
- Komunikasi Terbuka: Mendorong komunikasi yang terbuka antara siswa, guru, dan orang tua. Siswa harus merasa aman untuk melaporkan kasus bullying tanpa takut akan konsekuensi negatif. Para korban bullying bisa melaporkan kasus bullying langsung ke tempat pengaduan bullying di Kemendikbud melalui laman ini.
- Kebijakan Sekolah: Sekolah harus memiliki kebijakan anti-bullying yang jelas dan tegas, serta memberikan sanksi yang sesuai bagi pelaku bullying.
- Dukungan Emosional: Memberikan dukungan emosional kepada korban bullying melalui konseling dan bimbingan psikologis.
- Lingkungan yang Aman: Menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan inklusif, di mana setiap siswa merasa dihargai dan diterima.
- Peran Orang Tua: Orang tua harus aktif terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka, memberikan dukungan dan kasih sayang, serta mengajarkan nilai-nilai moral yang baik