Category Archives: membuka toko

TIPS MEMBANGUN TOKO DI ERA MILLENIAL

Visits: 46

Hal pertama yang harus dipahami adalah bahwa membangun toko ritel di era 90-an dengan era 2000-an sangat jauh berbeda. Jika di era tahun 90-an, membangun toko belum ada dukungan internet, maka di tahun 2000-an, membangun toko sudah ada dukungan internet. Toko konvensional kini sudah dilengkapi dengan dukungan teknologi. TIPS MEMBANGUN TOKO DI ERA MILLENIAL adalah artikel pendek tentang cara membangun toko yang bisa dijadikan literatur bagi anda yang akan memulai membangun toko atau membuat toko ritel. Namun sebelum itu, berikut saya sampaikan beberapa kunci dalam berjualan ritel di era milenial ini.

  1. Gunakan kekuatan media sosial untuk branding toko anda. Pelanggan anda bukan lagi sebatas lokal di tempat anda tinggal, tetapi sudah melebar melebihi batas geografis bahkanbatas negara. Pelanggan anda berada di dunia maya, dan mereka ingin mempercayai Anda terlebih dahulu.
  2. Kembangkan kehadiran situs web yang kuat. Jual produk anda di saluran belanja online. Agar semakin kuat reputasi anda, anda bisa membuat blog atau website pribadi yang berisi tentang karakter bisnis anda, dan Anda pun dapat mematkan website tersebut untuk beriklan.
  3. Segera tanggapi pelanggan yang menggunakan teknologi seluler mereka di toko untuk memindai produk yang anda jual dan membandingkannya dengan toko lain secara online.

Itulah kunci berjualan di toko untuk era ekarang ini. Sekarang mari kita bahas tips membangun toko ritel di Zaman millenial, dengan asumsi bahwa anda sudah memiliki lokasi toko.

Tips #1 Permudah dan berikan kenyamanan kepada pembeli untuk berbelanja di toko Anda

Pelanggan tidak ingin repot saat ingin membeli produk di toko Anda. Pastikan bahwa sistem pembelian dan pencarian barang di toko Anda mudah dilakukan. Jika anda punya karyawan, pastikan pelayanan karyawan anda dilakukan sesingkat mungkin.

Lihat tata letak toko retail Anda untuk mengetahui akses dan aliran guna melihat apakah pelanggan dapat berinteraksi dengan mudah pada semua rak, POS Display, atau alat penjualan lainnya. Kemudahan dan kenyamanan pelanggan ini termasuk bahwa toko Anda juga dapat memproses pembayaran pelanggan dari berbagai sumber seperti Debit langsung, kartu kredit, uang tunai, bahkan pembayaran melalui uang elektronik di dompet digital. Puaskan pelanggan anda.

Tips #2 Pastikan bahwa stok selalu tersedia setiap saat

Belanja online meningkat karena pembeli tahu bahwa produk yang mereka inginkan dapat ditemukan di suatu tempat secara online. Mereka menjadi frustrasi dengan toko offline yang mengatakan “Maaf, kami tidak memiliki apa yang Anda inginkan tetapi kami dapat memesannya untuk Anda.”

Pelanggan akan sering menjawab dengan “Tidak apa-apa. Jangan repot-repot, saya akan online dan memesannya sendiri sekarang.”

Oleh karena itu, pastikan lokasi ritel Anda buka pada saat pelanggan Anda ingin menemukan Anda. Periksa batasan jam jualan Anda yang dilakukan secara offline dan online..

Tips #3 Jadikan toko Anda tujuan pengalaman

Berikan pelanggan Anda alasan mengapa mereka ingin mengunjungi toko ritel. Anda dan ingin berlama-lama disana. Pelanggan generasi ini menginginkan pengalaman dari toko Anda, bukan sekadar membeli barang.

Itulah tips membangun toko ritel di Zaman millenial, dimana pada era ini, berjualan harus dikombinasikan antara berjualan offline dengan berjualan online. Menyiapkan toko ritel sekarang mengharuskan pemilik bisnis untuk tidak hanya memanfaatkan teknologi informasi, tetapi juga harus memahami bagaimana semua itu akan berdampak pada peningkatan penjualan toko di masa depan.

Sejarah Barcode Untuk Berjualan di Toko

Visits: 42

Penggunaan Barcode kini sudah banyak digunakan oleh berbagai industri dan bisnis ritel. Barcode digunakan dalam proses bisnis ritel atau bisnis membuka toko karena sifatnya yang akurat, mudah digunakan, dan dapat menyediakan pengumpulan data yang seragam dan umpan balik yang tepat waktu, Penggunaan barcode dapat meningkatkan produktivitas dan profitabilitas. Kini, bukan hanya ritel saja yang menggunakan barcode, bidang manufaktur, pergudangan, pengiriman, transportasi dan sebagainya mulai menggunakan barcode untuk proses bisnisnya. Bahkan, pelacakan aset, perawatan kesehatan, konstruksi, manajemen dokumen, hingga tanda peserta pun kini menggunakan barcode.

Sejarah Barcode
Konsep barcode pertama kali dimulai oleh Wallace Flint pada tahun 1932. Dia menemukan sistem pembayaran otomatis untuk toko bahan makanan dengan menggunakan kartu berlubang, yang ditempatkan di alat pembaca.

Kemudian pada tahun 1948, Bernard Silver bersama temannya Norman Joseph Woodland meneliti sebuah metode yang dapat membaca informasi produk secara otomatis. Tinta sensitif sinar ultraviolet digunakan, dimana dengan tinta ini akan membuat pola tinta yang akan bersinar di bawah sinar ultraviolet. Namun, metode tersebut gagal karena ketidakstabilan dan pola pencetakan yang mahal.

Pada tahun 1949, sebuah paten diajukandengan judul “Alat dan Metode Pengklasifikasian”. Simbol yang terdiri dari serangkaian lingkaran konsentris digunakan oleh mereka. Namun, deskripsi diberikan pada simbologi barcode linier saat ini.

Pada tahun 1967, David J. Collins mendirikan Computer Identics Corporation dan mengembangkan sistem barcode hitam putih yang dapat dibaca oleh sinar laser. Sistem ini digunakan untuk distribusi, produksi, pengiriman, penyortiran, dan aplikasi lainnya.

Kemudian pada tahun 1967, salah satu sistem pemindaian pertama dipasang oleh Radio Corporation of America (RCA) yang menggunakan simbol barcode “bull’s eye”.

John F. Keidel menemukan sistem pembacaan barcode pertama yang sukses secara komersial pada tahun 1969. The Universal Grocery Products Identification Code atau UGPIC atau Kode Identifikasi Produk Kelontong Universal mulai dikembangkan pada tahun 1970. Pada tahun 1970, barcode digunakan untuk perdagangan eceran untuk pertama kalinya oleh Monarch Marking. Sistem ini diterapkan untuk keperluan industri untuk pertama kalinya oleh Plessey Telecommunications.

Pada tahun 1970-an, US Supermarket Ad Hoc Committee of Uniform Grocery Product Code didirikan oleh The National Association of Food Chains (NAFC) yang merumuskan kode standar barcode 12 digit. Pada tahun 1973, UGPIC diubah menjadi Uniform Product Code (UPC) oleh George J. Laurer.

UPC Barcode scanner atau Pemindai Barcode UPC pertama dibuat pada tahun 1974 oleh NCR Corp. dan dipasang di supermarket Marsh di Troy, dan Permen karet Wrigley adalah produk pertama yang dipindai oleh pemindai barcode di supermarket.

Setelah mengalami banyak perubahan, barcode saat ini berkembang sebagai alat produktivitas bisnis yang paling efektif. Saat ini, sistem barcode tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran untuk memenuhi berbagai kebutuhan bisnis yang berbeda. Sistem ini terutama terdiri dari empat komponen, yaitu:

Printer Barcode
Printer Barcode digunakan untuk mencetak label barcode. Kini, Printer barcode desktop dan nirkabel sudah tersedia secara luas. Thermal transfer dan teknologi direct thermal biasanya digunakan oleh printer barcode. Jika dibandingkan dengan printer konvensional, printer ini mencetak label lebih cepat, lebih efisien, dan dengan kualitas cetak yang lebih baik. Memilih jenis printer barcode yang tepat untuk digunakan terutama didasarkan pada jenis label yang akan dicetak dan jumlah yang dicetak per hari.

Barcode Label
Label barcode tidak lain adalah tag di mana barcode dicetak menggunakan printer barcode. Label dilampirkan pada produk atau barang yang dibaca oleh pemindai. Tata letak label barcode bervariasi tergantung pada industri dan aplikasi. Setiap kombinasi teks, grafik, dan informasi barcode dapat dicetak pada barcode label. barcode label tersedia dalam berbagai bahan yang dapat bekerja di hampir semua lingkungan.

Barcode Scanner
Alat yang digunakan untuk membaca barcode disebut barcode scanner. Alat ini membantu dalam membaca informasi yang ada di barcode secara akurat dan mengurangi tingkat kesalahan seperti yang biasa dilakukan oleh pengolahan data secara manual. Barcode scanner menggunakan berbagai teknologi pemindaian seperti laser, CCD, dan 2D. Memutuskan menggunakan barcode scanner mana yang akan digunakan tergantung pada jenis simbologi barcode dan kondisi atau tempat atau lingkungan di mana alat tersebut akan digunakan.

Database
Proses sistem barcode tidak cukup hanya dengan membaca barcode. Informasi mengenai produk seperti deskripsi, harga, jumlah persediaan, dan akuntansi harus disimpan terlebih dahulu dalam database. Memindai barcode berarti mengakses informasi yang ada di database.

Itulah sejarah Barcode untuk berjualan di toko. Sistem barcode ini telah memberikan solusi efektif dan efisien bagi perusahaan ritel baik yang berskala besar ataupun kecil. Bahkan ketika anda membuka toko kecil untuk pertama kali pun, produk yang akan dijual kini dapat dipasang label barcode dengan menggunakan alat yang mudah dan murah.

MANFAAT POS DISPLAY DI TOKO ANDA

Visits: 41

POS Display adalah singkatan dari Point of Sale Display. Secara harfiah POS Display memiliki arti ‘titik penjualan’.POS Display merupakan bentuk promosi penjualan berupa end of gondola, counter display, atau floor standing. POS Display biasa ditemukan di area kasir ataupun area-area strategis lainnya di suatu toko atau pusat perbelanjaan, misalnya di dekat pintu masuk toko, Tampilan POS Display biasanya sangat menarik dan tentunya berperan penting dalam meningkatkan impulse buying customer, serta tentu dapat meningkatkan penjualan toko. Berikut adalah manfaat POS Display di toko anda yang penting untuk anda cermati dan bisa anda praktekan.

POS Display dapat Menarik Perhatian pembeli

Calon pembeli biasanya sering berjalan-jalan melewati lorong-lorong untuk mencari produk yang diinginkan. Kemasan suatu produk saja belum tentu cukup bisa mengesankan calon pembeli tersebut untuk akhirnya memtuskan untuk membeli barang. Untuk alasan itu, penjual sekarang menggunakan POS Display untuk menarik perhatian pengunjung toko.

POS Display menawarkan Banyak ruang untuk Branding

Manfaat lain dari POS Display ini adalah membantu memudahkan pembeli Anda untuk mengenali merek suatu produk. Jika anda pemilik toko dan sekaligus juga pemilik brand suatu produk, maka POS Display akan menawarkan banyak ruang untuk branding selain juga memberi Anda kesempatan untuk mendidik pembeli. Selain itu, dengan POS Display, maka dapat ditambahkan informasi atau tulisan menarik yang memberikan informasi tambahan tentang produk tersebut.

POS Display membantu Menemukan Produk Yang Dicari

POS Display dapat dipasang di ujung rak toko. Oleh karena itu, walaupun suatu produk disimpan di pojok toko, dengan adanya POS Display, maka produk tersebut akan tetap dapat mudah untuk ditemukan.

POS Display adalah alat Bantu untuk Memasarkan Produk

Perjuangan umum untuk merek adalah memastikan bahwa produk dapat dipasarkan secara efektif di toko ritel. Ini dibatasi oleh seberapa baik toko memahami merek suatu produk. Dengan adanya POS Display, maka toko dapat menentukan dengan tepat bagaimana suatu produk diiklankan di dalam toko. Tentu saja ini adalah strategi marketing yang murah dan menghemat banyak tenaga.

POS Display bisa Menghemat Biaya Promosi

Mengiklankan suatu produk di berbagai platform tentu memerlukan banyak uang. Dengan POS Display, maka suatu merek dagang dapat dikomunikasikan ke calon pembeli dengan biaya yang efektif. Bahkan bukan hanya merek dagang, suatu aplikasi resep masakan sedap dan sehat pun dapat diiklankan dengan menggunakan POS Display.

POS Display Menargetkan Impulse Buying Customers

POS Display dapat berfungsi untuk menarik pelanggan agar membeli suatu produk walau pada awalnya pengunjung tidak ada rencana untuk membelinya. POS display yang menarik akan memicu pengunjung untuk menciptakan Impulse Buying.

Itulah Manfaat POS Display di Toko anda. Jadi, jika suatu produsen menawarkan POS Display untuk dipajang di toko anda, maka jangan di tolak. Terima saja, dan pajang POS Display tersebut di tempat yang strategis. Jika laku banyak, tentu toko anda pun akan mendapatkan bonus penjualan. Jika anda adalah produsen suatu barang, maka mulai saat ini cobalah untuk membuat POS Display yang menarik, dan titipkan POS Display tersebut di toko-toko yang menurut anda cocok atau siapkan untuk POS Display tersebut untuk menghiasi booth pameran produk yang akan anda ikuti.

tujuan segmentasi Pasar

Visits: 101

Secara umum segmentasi pasar mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan posisi kompetisi bisnis dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada konsumen. Selain tujuan utama tersebut terdapat tujuan-tujuan yang lebih sempit seperti, menigkatkan penjualan, memperbaiki pangsa pasar, melakukan komunikasi dan promosi yang lebih baik, dan memperkuat citra. Setidaknya terdapat 5 keuntungan yang dapat diperoleh dengan melakukan segmentasi pasar yaitu:

1. Mendisain produk-produk yang lebih responsif terhadap kebutuhan pasar. Perusahaan menempatkan konsumen di tempat yang utama, dan menyesuaikan produknya untuk memuaskannya (customer satisfaction at a profit).

2. Menganalisis pasar. Segmentasi pasar membantu penjual mendeteksi siap saja yang menyerang pasar produknya.

3. Menilai peluang (niche) Setelah menganalisis pasar, perusahaan yang menguasai konsep segmentasi dengan baik akan sampai pada ide untuk menemukan peluang. Peluang ini tidak selalu sesuatu yang besar, tetapi pada masanya akan menjadi besar.

4. Menguasai posisi yang superior dan kompetitif Perusahaan yang menguasai segmen dengan baik umumnyaadalah mereka yang paham betul konsumennya. Perusahaan memahami pergeseran-pergeseran yang terjadi di dalam segmennya.

5. Menentukan strategi komunikasi yang efektif dan efisien. Setelah mengetahui segmen yang dituju, maka perusahaan akan menentukan bagaimana berkomunikasi yang baik dengan segmen yang dituju.

Faktor-faktor Penentu Penjualan Di Toko Retail

Visits: 66

Bisnis toko retail akan mati atau berkembang tergantung dari beberapa faktor. Faktor-faktor penentu penjualan di toko retail adalah :

  1. Inventori

Inventori yang tersedia di toko anda adalah alasan utama konsumen datang berkunjung ke toko anda. Inventori adalah ketersediaan barang dagangan yang terdapat di toko. Ketersediaan barang ini berkaitan erat dengan perputaran uang yang diperoleh oleh suatu toko. Apabila ketersediaan barang yang dimiliki kurang banyak dibandingkan dengan permintaan konsumen, maka toko akan mengalami loss sales, yaitu suatu keadaan dimana toko kehilangan penjualan karena ketidaktersediaan stok. Sebaliknya jika toko memiliki kelebihan barang dagangan dibanding permintaan konsumen, maka barang tersebut tidak dapat cepat dikonversikan menjadi uang karena tidak ada penjualan. Akibatnya toko akan mengalami kerugian karena membeli barang yang tidak laku. Kondisi ideal untuk suatu inventori adalah “just enough”, dimana produk dagangan yang dimiliki mencukupi seluruh permintaan konsumen.

Dalam bahasa toko retail, inventori dibagi dalam beberapa sifat, yaitu :

a. Dead stok    : yaitu produk dagangan yang tidak laku dijual dan terpendam sekian lama di display atau di gudang sehingga tidak dapat dikonversi menjadi uang.

b. Slow moving           : yaitu produk dagangan yang kurang laku dijual. Dengan kata lain produk ini masih dicari konsumen namuntidak banyak. Konversi produk ini untuk menjadi uang sangat lambat. Pada toko retail film, produk yang bersifat slow moving contohnya adalah film-film koleksi.

c. Fast moving    : yaitu produk yang sangat laku dijual. Produk ini adalah produk yang paling cepat dikonversi menjadi uang. Produk yang bersifat ini dinamakan juga produk best seller, dimana omzet toko terbanyak adalah dari penjualan produk ini. Pada toko retail film, produk yang bersifat fast moving contohnya adalah film-film terbaru atau Box Office.

2. Harga

Ketika barang dagangan yang dijual di toko anda bukan barang yang unik, artinya selain toko anda masih banyak toko lain yang menjual barang yang sama, maka harga menjadi faktor dominan dalam mempengaruhi penjualan. Dalam kasus tersebut, maka barang-barang yang dijual haruslah lebih murah dibandingkan dengan harga di toko pesaing, tentunya dengan pertimbangan profitability.

3. Ragam barang yang dijual (Assortments)

Kemampuan dalam menjawab kebutuhan konsumen digambarkan oleh lengkapnya assortments yang tersedia di toko. Assortments yang ideal agar toko banyak dikunjungi konsumen adalah :

a. Lengkap.

Maksudnya adalah toko anda mampu memenuhi semua kebutuhan pelanggan yang berbelanja ditoko anda. Jika anda menjual film Blu-ray misalnya, maka toko anda dikatakan lengkap jika semua film-film yang dicari konsumen selalu dapat anda sediakan.

b. Up to date.

Maksudnya adalah selalu mengikuti perkembangan trend terkini. Jika toko anda adalah toko yang menjual film,maka toko anda dikatakan up to date apabila di toko anda selalu tersedia produk-produk film terbaru.

4. Customer Service

Faktor penentu penjualan berikutnya adalah customer service. Customer service bukan semata-mata keramahan, atau kesigapan pramuniaga dalam melayani pelanggan. Customer service lebih jauh adalah membuat bagaimana cutomer menjadi nyaman ketika berbelanja ditoko anda dan bersedia untuk kembali lagi di lain waktu. Ini adalah faktor yang paling penting, sebab bukan hanya menentukan omzet penjualan saja, tetapi juga menentukan image toko anda. Kenapa ? Sebab every business is a “service” business dan customer service terbaik adalah “service beyond service excellent.

Itulah faktor-faktor penentu penjualan di toko retail. Dengan mengetahui hal ini, semoga toko dapat menjadi semakin produktif.

every business is a service business

Visits: 179

Jika anda memiliki sebuah toko, mislanya toko cell phone, toko blu-ray, toko komputer, atau toko apapun, maka sebetulnya yang anda jual bukanlah produk yang ada di toko anda. Produk anda hanyalah merupakan output dari bagian produksi saja, sedangkan yang menentukan penghasilan anda agar berkelanjutan adalah service, manfaat, dan keuntungan yang diberikan toko anda kepada para konsumen. Bukan hanya di toko saja, yang menjadi tempat akhir produk sebelum sampai ke konsumen. Setiap bisnis adalah tentang pelayanan. Every business is a service business. Buat pelanggan puas, maka mereka akan kembali lagi dan kembali lagi. Inilah yang membuat penghasilan anda berkelanjutan, dan produktivitas per transaksi anda akan stabil bahkan meningkat.

Tidak percaya ? Ok, mari kita lihat contoh kasus berikut ini.

Di suatu pusat perbelanjaan, terdapat dua buah toko film yang saling berdampingan, yaitu Toko A dan Toko B. Kedua toko tersebut menjual dan memiliki koleksi produk yang sama, yaitu produk fashion terbaru. Yang membedakan adalah bahwa jika di Toko A pelayanan para pramuniaganya hanya biasa saja, sedangkan di Toko B mengedepankan service beyond service excellent. Dan apa yang terjadi ? Ternyata banyak pengunjung yang mendatangi Toko B dibandingkan dengan Toko A, dan tentu saja omzet penjualan Toko B lebih besar daripada Toko A. Kenapa? Karena dengan service yang dilakukan oleh Toko B membuat para pengunjung merasa nyaman untuk berlama-lama dan berbelanja di toko tersebut. Pelanggan puas, lalu akhirnya mereka menjadi pelayan setia, dan kesetiaan pelanggan adalah omzet bagi toko.

Semua itu adalah karena service. Service-lah yang menentukan omzet penjualan dan umur toko anda, bukan produk yang anda jual. Bagaimanapun lengkapnya koleksi barang di toko anda, anda akan rentan oleh serangan kompetitor jika anda tidak memiliki bentuk service yang hebat kepada konsumen anda.

Dan ini service ini berlaku bukan hanya untuk bisnis saja. Institusi, organisasi, pelayanan publik, bahkan hingga sekolah sekalipun umurnya akan dipengaruhi oleh service kepada penggunanya.Apabila service yang diberikan dapat memberikan kepuasan dan kenyamanan kepada para penggunanya, maka dengan kekuatan word of mouth akan membuat institusi, organisasi, atau sekolah tersebut banyak dilirik orang. Banyak orang yang ingin menggunakan jasanya. Tapi apabila service-nya buruk, maka lama kelamaan institusi, organisasi, atau sekolah tersebut akan ditinggalkan, dan pada akhirnya bubar. Sama seperti toko A yang akhirnya bangkrut dan tutup karena kalah bersaing dengan Toko B dalam hal service.

Jadi apapun yang anda jual, atau bahkan apapun bidang yang anda tekuni, maka ketahuilah bahwa service menentukan hidup dan matinya usaha anda, karena pada intinya every business is a service business.

Hubungan Insentif Penjualan dengan motivasi kerja

Visits: 20

Motivasi karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dibutuhkan perusahaan untuk kemajuan perusahaannya. Banyak cara yang dilakukan perusahaan untuk memotivasi karyawannya. Secara umum faktor-faktor yang menentukan seorang karyawan termotivasi adalah karena pengakuan dari perusahaan atas prestasi yang diperoleh, pekerjaannya itu sendiri, pemberian tanggung jawab yang lebih besar,dan tantangan atas suatu pekerjaan. Salah satu bentuk pengakuan perusahaan adalah dengan cara memberikan insetif penjualan kepada para karyawannya. Lalu apa hubungan insentif penjualan dengan motivasi kerja ? Berikut adalah penjelasannya.

“Motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan individual. Kebutuhan adalah suatu keadaan internal yang menyebabkan hasil-hasil tertentu tampak menarik. Begitu tiap kebutuhan ini telah dipenuhi, maka kebutuhan berikutnya akan menjadi dominan. Meskipun tidak ada kebutuhan yang pernah dipenuhi secara lengkap, suatu kebutuhan yang dipuaskan secara cukup banyak (substansial) tidak lagi memotivasi. Karena itu jika ingin memotivasi seseorang, maka perlu dipahami sedang berada diposisi manakah seseorang itu memfokuskan kebutuhannya, atau kebutuhan yang berada diatasnya.” (Stephen P. Robbins)

Abraham Maslow berkata bahwa pada diri manusia ada lima jenjang kebutuhan, yaitu :

  1. Kebutuhan Fisiologis : Yaitu rasa lapar, haus, perlindungan (pakaian dan perumahan), serta kebutuhan ragawi lainnya.
  2. Kebutuhan Keamanan : Yaitu kebutuhan keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional.
  3. Kebutuhan Sosial : Mencakup kasih sayang, rasa dimiliki, diterima, dan persahabatan.
  4. Kebutuhan Penghargaan : Mencakup rasa hormat internal seperti harga diri, otonomi, prestasi. Dan rasa hormat eksternal seperti status, pengakuan, dan perhatian.
  5. Kebutuhan aktualisasi diri. Yaitu dorongan untuk mejadi apa yang ia rasa mampu, mencakup pertumbuhan, pencapaian potensialnya, dan pemenuhan diri.

Salah satu kriteria seorang pemimpin atau manager yang berkualitas dapat dilihat dari kemampuan memotivasi bawahannya. Karena itu seorang atasan sangatlah penting untuk menempatkan bawahannya sebagai rekan kerja. Dengan menempatkan bawahan sebagai rekan kerja, maka secara tidak langsung akan timbul kepercayaan diri dalam diri bawahan sehingga akan lebih mudah untuk mengarahkan mereka sesuai dengan keinginan.

Dalam suatu usaha toko retail modern, salah satu bentuk yang umum dalam memotivasi karyawan adalah dengan cara pemberian insentif atau komisi. Insentif adalah upah yang dibayarkan secara langsung atas dasar hasil kerjanya. Pemberian insentif merupakan suatu bentuk penghargaan perusahaan atas prestasi yang diraihnya dalam hal penjualan.Dan penghargaan itu adalah berupa uang. Insentif berbeda dengan bonus, sebab insentif memberikan gambaran kenaikan yang terus menerus, sedangkan bonus merupakan bentuk imbalan yang menggambarkan pembayaran satu kali.

Insentif penjualan berkaitan erat sekali dengan target penjualan. Apabila seorang penjual berhasil mencapai target yang ditentukan perusahaan dalam menjual produk miliknya, maka karyawan tersebut berhak untuk mendapatkan insentif. Setiap perusahaan memiliki cara yang berbeda-beda dalam pengaturan insentif penjualan kepada karyawannya. Dan biasanya insentif penjualan dibayarkan paling lama bersamaan dengan gaji bulan berikutnya. Pemberian insentif penjualan dapat digunakan sebagai parameter produktivitas seorang karyawan. Semakin produktif seorang karyawan dalam melakukan penjualan, maka semakin besar besaran insentif penjualan yang diterima.

Setiap orang memiliki kebutuhan,dan setiap kebutuhan harus dipenuhi dengan uang. Adanya insentif penjualan maka secara psikologis akan meningkatkan motivasi karyawan dalam melakukan pekerjaan. Sebagai akibat dari termotivasinya diri mereka, maka secara otomatis kemampuan mereka akan selalu digunakan sehingga akan semakin terampil. Dan jika karyawan telah termotivasi,maka akan semakin mudah bagi seorang pemimpin untuk mengarahkan mereka dalam melakukan suatu operasional toko. Itulah hubungan insentif penjualan dengan motivasi kerja.

cara meningkatkan penjualan toko dengan suggestive selling

Visits: 103

Penjualan adalah suatu transaksi untuk memperoleh pendapatan dimana barang atau jasa dikirim ke seorang pelanggan untuk memperoleh imbalan dalam bentuk uang. Produk adalah suatu barang yang diproduksi dan diperjualbelikan baik berwujud maupun tidak berwujud. Secara harfiah, suggestive selling berarti saran penjualan. Ini berarti bahwa sumber daya manusia yang ada di toko dalam hal ini disebut penjual, menawarkan produk-produk yang dimilikinya kepada konsumen agar bersedia membeli produk-produk yang ditawarkan tersebut. Berikut adalah cara meningkatkan penjualan toko dengan suggestive selling.

  1. Menawarkan produk yang lebih mahal

Ini berarti bahwa karyawan toko menawarkan suatu produk yang lebih mahal dari produk yang diminati pelanggan. Menawarkan produk yang lebih mahal dilakukan dengan harapan pembeli tertarik untuk membeli produk tersebut, sehingga jumlah penjualan menjadi meningkat. Biasanya bentuk ini dilakukan ketika toko memiliki dua produk dengan judul yang sama, misalnya suatu toko penjual film memiliki film berjudul “Taxi” dalam bentuk DVD Rp79.000 dan Blu-ray seharga Rp. 499.000. Suggestive selling dengan cara menawarkan produk yang lebih mahal berarti maka karyawan toko akan menawarkan kepada pelanggan untuk membeli Blu-ray.

2. Menawarkan produk yang sejenis

Pada bentuk ini, karyawan toko menawarkan alternatif produk lain dari produk yang diminati pelanggan. Menawarkan produk yang sejenis biasanya dilakukan pada saat toko tidak memiliki stok yang diinginkan pelanggan. Ketika stok barang yang diinginkan pelanggan tidak ada, maka untuk menghindari pelanggan tidak melakukan transaksi maka karyawan toko menawarkan produk alternatif yang sejenis dengan keinginan pembeli. Pada suggestive selling bentuk ini, para karyawan toko harus memiliki pengetahuan produk yang sangat mendalam dan kemampuan berbicara yang handal. Contoh : Pada toko penjual musik, seorang pembeli berencana untuk membeli CD artis “Kenny G”, sayangnya stok yang diinginkan tersebut tidak tersedia di toko, maka karyawan toko menawarkan CD yang sejenis dengan jenis musik yang diminati oleh pembeli tersebut, misalnya menawarkan CD “Richard Clayderman”. Diketahui bahwa Kenny G dan Richard Clayderman adalah sama-sama sebagai pemusik instrumentalia.

3. Menawarkan produk baru

Menawarkan produk baru berarti bahwa karyawan toko menawarkan produk-produk terbaru yang dimilikinya kepada pembeli, sehingga diharapkan selain membeli produk yang diminati, si pembeli juga membeli produk baru yang ditawarkan tersebut. Menawarkan produk baru dilakukan setiap waktu dimulai dari kedatangan produk-produk baru tersebut. Bentuk ini lebih efektif dilakukan ketika produk yang ditawarkan sejenis dengan produk yang diminati pelanggan.

4. Menawarkan produk-produk promosi

Pada suggestive selling bentuk ini, karyawan toko memberi informasi dan menawarkan produk-produk yang sedang promosi di tokonya, walaupun tidak sejenis dengan produk yang dicari pelanggan. Dengan adanya informasi ini diharapkan pelanggan berminat untuk membeli produk promosi saat itu juga.

5. Menawarkan produk pelengkap

Pada bentuk ini karyawan toko memberikan informasi dan menawarkan kepada pelanggan mengenai produk-produk yang menunjang produk yang dibeli pelanggan. Contoh : Seorang pengunjung membeli CD Karaoke, maka karyawan toko menawarkan alat karaoke atau headphone yang berkualitas untuk menunjang produk yang dibeli tersebut.

Pada kenyataannya, betuk suggestive selling yang dilakukan oleh karyawan toko merupakan kombinasi dari semua bentuk suggestive selling yang ada, yaitu menawarkan produk yang lebih mahal, sejenis, dan terbaru. Pramuniaga memberikan suggestive selling kepada para pengunjung toko atau pelanggan pada saat mereka berada di arena display, sedangkan kasir melakukan suggestive selling pada saat pelanggan akan melakukan transaksi. Cara yang dilakukan oleh para kayawan toko ini menyebabkan penjualan menjadi efektif, untuk memaksimalkan pencapaian target penjualan.

Agar suggestive selling lebih efektif, maka dilakukan suatu strategi untuk mendukung teknik suggestive selling tersebut, misalnya adalah dengan membuat window display yang menarik, pemberian hadiah dalam jumlah tertentu, atau demo produk yang ditawarkan.

Mengetahui cara meningkatkan penjualan toko dengan Suggestive selling dengan baik dan benar dikombinasikan dengan product knowledge karyawan toko yang baik, prinsip menjual, customer service yang baik, serta sikap mental dan kepercayaan diri yang tinggi akan semakin meningkatkan bisnis toko anda.

cara Menghitung Efektifitas Customer Untuk Meningkatkan Omzet Toko

Visits: 297

Efektifitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target dapat dicapai secara kualitas atau waktu. Semakin besar persentase target yang dapat dicapai, maka semakin tinggi tingkat efektifitasnya. Efektifitas berarti ketepatan sasaran. Pada suatu usaha toko retail, efektifitas customer berarti ketepatan strategi toko dalam meraih konsumen yang datang untuk berbelanja di tokonya. Ini berarti bahwa meningkatkan efektifitas customer berarti terjadi peningkatan jumlah pembeli. Harapannya adalah tentu saja, dengan adanya peningkatan jumlah pembeli maka omzet toko akan semakin meningkat. Cara menghitung efektifitas customer untuk meningkatkan omzet toko adalah sebagai berikut:

Berikut adalah contoh perhitungan Efektifitas Customer:

Jika pada bulan September Toko X dikunjungi oleh 400 orang, dan terjadi transaksi sebanyak 200 orang, maka berapakah efektifitas customer di toko X pada bulan tersebut ?

Jawab:

Nilai 0,5 berarti bahwa jumlah pengunjung yang melakukan trasaksi adalah sebesar 50% dari jumlah total pengunjung. Atau dapat dikatakan bahwa setiap harinya pada bulan September, rata-rata terjadi transaksi penjualan sebanyak 200 : 30 hari = 6,66 ~ 7 buah transaksi.

Dengan memadukan analisa antara efektifitas customer dengan Produktivitas per Transaksi, maka Toko dapat meningkatkan omzetnya melalui peningkatan Efektifitas Customer, yaitu meningkatkan jumlah pembeli. Dan pembeli dapat bertambah apabila jumlah pengunjung yang datang juga bertambah.

Berbicara mengenai jumlah, maka kita berbicara mengenai kuantitas. Nilai yang dimiliki oleh suatu kuantitas merupakan suatu nilai baku berdasarkan deret hitung. Nilai yang diperoleh ini sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi yang terjadi dan sikap mental yang terdapat didalamnya.

Pada bisnis toko retail, meningkatkan jumlah pengunjung berarti menambah nilaideret hitung yang dipengaruhi oleh perlakuan toko dalam memberdayakan man, material, method, machine, dan environment. Di tempat inilah maka marketing akan bekerja. Melalui analisa SWOT, maka toko akan membuat suatu strategi untuk menarik minat publik untuk berkunjung ke tokonya. Beberapa contoh strategi yang biasa dibuat oleh suatu toko untuk menarik pengunjung diantaranya adalah :

  1. Meberikan pelayanan pelanggan sebaik mungkin.
  2. Menciptakan, mempertahankan, dan meningkatkan kenyamanan toko.
  3. Melakukan perubahan lay out toko
  4. Melakukan program-program promosi.
  5. Melakukan demo produk

Oleh sebab itulah, maka adalah penting untuk mengetahui cara menghitung efektifitas customer untuk meningkatkan omzet toko anda.

impulse buying customer dalam operasional toko

Visits: 27

Impulse Buying Customer dalam operasional toko adalah suatu upaya yang dilakukan untuk merangsang konsumen agar membeli barang yang tidak direncanakan sebelumnya. Ketika seseorang datang berkunjung ke suatu toko, ada kemungkinan bahwa pengunjung tersebut ingin membeli barang sesuai kebutuhannya, atau hanya sekedar ingin melihat isi ruangan toko tersebut karena tertarik pada penataan ruangannya. Impulse buying customer bertujuan agar pengunjung yang tadinya hanya berniat untuk sekedar melihat-lihat menjadi berminat untuk membeli produk yang dimiliki toko tersebut, atau seorang konsumen yang hanya akan membeli suatu produk yang dibutuhkannya, menjadi tertarik untuk membeli lebih banyak diluar yang direncanakannya. Beberapa contoh impulse buying customer adalah : teknik pemajangan, Point of Purchase, window display, desain interior toko, dan demo produk.

Menurut penelitian, impulse buying customer didasari oleh suatu fakta dari perilaku konsumen sebagai berikut :

  1. Alasan konsumen belanja adalah karena toko menarik perhatian konsumen, toko terlihat indah, konsumen mudah mencari barang yang dibutuhkannya, dan karyawan toko yang mudah membantu dan melayani.
  2. 2/3 keputusan pembelian terjadi di toko. Ketika seorang datang berkunjung ke suatu toko, hasrat beli yang dimiliki oleh seorang pengunjung akan semakin muncul setelah pengunjung tersebut melihat fisik produk, serta memahami fungsi dan manfaat yang diterima dari produk tersebut. Dan itu terjadi di dalam toko !
  3. 55% kunjungan konsumen adalah tanpa direncanakan sebelumnya. Perbedaan swalayan dengan toko biasa adalah karena swalayan menganggap semua orang yang berkunjung adalah pembeli yang potensial. Berawal dari pemahaman ini, maka mereka akan berusaha untuk menarik perhatian konsumen agar bersedia untuk berkunjung ke dalam tokonya walaupun sebelumnya tidak berniat untuk membeli. Dengan usaha seperti ini maka logis dikatakan bahwa swalayan lebih banyak dikunjungi oleh orang-orang yang sebelumnya tidak berencana untuk berkunjung.
  4. Konsumen membeli 15%-20% lebih banyak karena menarik secara visual serta sesuai dengan kondisi emosinya. Karena swalayan adalah untuk memanjakan dan memudahkan konsumen, maka ketika seseorang berencana untuk membeli suatu barang kebutuhannya secara tidak langsung mereka akan melihat barang-barang lain yang dipajang di toko. Adakalanya karena produk yang dipajang tersebut menarik maka mereka akan bersedia untuk membeli. Kondisi emosi yang dimaksud adalah keadaan yang terjadi pada diri konsumen pada saat itu, apakah sedang bersedih, gembira, marah, atau yang lainnya. Kondisi emosi tersebut sangat mempengaruhi hasrat beli konsumen, sebagai contoh di dalam suatu toko musik apabila ada seorang pengunjung yang terlihat sedang bersedih tentu akan mencari musik-musik yang sesuai dengan kondisi perasaannya,dan apabila dirasa cocok maka ia akan bersedia untuk melakukan transaksi atas produk tersebut.

Usaha-usaha dalam rangka impulse buying customer sebetulnya merupakan bagian dari strategi yang dilakukan oleh pengelola toko. Pemahaman strategi ini sangatlah komplek karena hal itu sangat berhubungan dengan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh toko berikut dengan kesempatan dan ancamannya.

Tujuan utama dari toko adalah untuk memperoleh penjualan yang maksimal, oleh karena itu menciptakan impulse buying customer saja tidak akan cukup jika tidak timbul transaksi penjualan. Oleh karena itu untuk mendukung usaha-usaha yang telah dilakukan, maka keaktifan karyawan toko dalam melayani pelanggan sangat berperan dalam keputusan pelanggan untuk membeli produk. Para karyawan harus berupaya agar pelayanan yang diberikannya membuat konsumen merasa puas dan ingin kembali lagi berbelanja di toko anda. Ketika pelanggan sudah mulai tertarik dengan produk yang dipajang di toko, maka karyawan segera aktif melakukan suggestive selling atas produk-produk tersebut. Dengan cara seperti ini maka keputusan pembelian oleh pelanggan akan semakin cepat terlaksana. Teori yang mengatakan bahwa 2/3 keputusan pembelian terjadi di dalam toko adalah suatu hal yang logis karena hal tersebut didukung oleh keaktifan karyawan toko dalam mendekati pelanggan. Itulah penjelasan mengenai impulse buying customer dalam operasional toko.