Views: 32
Sangat sedikit tulisan untuk konsumsi masyarakat tentang lingkungan kelas dan deskripsi tentang perilaku siswa yang menggambarkan kondisi belajar mengajar yang kurang ideal. Perilaku siswa ditemukan mengkhawatirkan dan menyedihkan dan mungkin menunjukkan mengapa prestasi anak-anak sekolah publik sangat miskin. Dan, jika perilaku ini khas pada persentase yang besar dari sistem sekolah , maka penyebab kinerja siswa miskin telah diidentifikasi. Sekarang, harus ada solusi.
Satu hal yang harus terlebih dahulu dipahami adalah bahwa pendidikan memiliki dua sisi. Satu sisi melibatkan pembelajaran di kelas, dan disisi lain adalah keuangan yang merupakan bagian sangat penting yang memungkinkan pendidikan dapat berjalan dengan baik.
Kedua sisi ini sangat berkaitan erat dan saling mendukung saru sama lain. Dimana ketika pembelajaran di kelas tidak akan sempurna jika tidak didukung oleh pendanaan untuk pemeliharaan prasarana dan pembelian sarana pembelajaran, namun demikian pula bahwa sebesar apapun dana yang tersedia, bahkan mungkin juga ada kucuran dana dari APBN yang sangat besar, jika tidak dibarengi dengan kualitas para guru dalam mengajar serta sistem pembelajaran yang baik, maka pembelajaran tidak akan menghasilkan nilai yang berlebih.
Kredensial dan kinerja guru sekarang dipermasalahkan. Telah banyak informasi bahwa guru dipaksa mengubah nilai siswa untuk mengaburkan kinerja yang buruk, atau demi memperlihatkan data kelulusan suatu sekolah agar terlihat bagus. Jadi sekarang adalah waktu untuk mulai menganalisis apa yang terjadi di sekolah dan ruang kelas tersebut.
Pada masalah nilai prestasi rendah, pertanyaan ini harus dijawab: Bagaimana bisa seorang siswa bersekolah di tingkat SMA namun memiliki kemampuan membaca setaraf dengan kelas 3 SD? Tak dapat dibayangkan jika seorang siswa dapat lulus di tingkat itu sementara kualitas justru tidak terletak pada tingkat itu.
Mungkin, sekarang adalah waktu untuk memeriksa konsekuensi atas kebijakan yang telah dibuat oleh sekolah untuk pembelajaran. Konsekuensi ini harus secara menyeluruh, mulai dari sistem pembelajaran, sarana dan prasarana, konsep pembelajaran guru, dsb. Setelah semua itu dianalisa, sudah seharusnya untuk di review, dikomunikasikan, dirapatkan, dan dibuat kebijakan ulang jika ternyata konsep yang dijalankan selama ini tidak memperlihatkan peningkatan value pada lulusan-lulusannya.
Diperlukan terobosan-terobosan yang baru dan segar dalam merancang suatu konsep pembelajaran di kelas agar dapat memperlihatkan peningkatan yang signifikan dan nyata. Terobosan-terobosan ini mungkin penuh dengan resisitensi atau penolakan-penolakan dari berbagai kalangan, namun dengan komunikasi yang baik serta optimisme yang tinggi, saya yakin bahwa keberanian membuat suatu terobosan dalam merancang pembelajaran dapat membuahkan hasil. Hasil dari terobosan baru ini tidak akan terlihat dalam waktu dekat, tapi kita akan melihatnya dalam 2 atau 3 tahun ke depan. Dan apa yang dilihat oleh kita 3 mendatangĀ tersebut (entah buruk atau baik) adalah hasil yang nyata dan bukan rekayasa, sebab semua sumber informasinya adalah bukan dari internal sekolah melainkan dari masyarakat yang merupakan salah satu stake holder pendidikan.
amazing post. excellent
inspiring article
amazing post. Awesome…
setuju sekali sob…
Perlu keberanian untuk membuat terobosan, dab harus tahan dari cibiran orang lain