Membina Emotional Relationship Dengan Pelanggan

Views: 21

Makin disadari bahwa dalam memenangkan suatu kompetisi bisnis retail, mengandalkan assortment dan harga tidaklah selalu efektif. Mengandalkan assortment, dalam waktu yang relatif singkat akan ditiru oleh pesaing. Demikian pula dengan mempermainkan harga, pesaing akan dengan cepat menyamakan harga jual produknya. Yang terjadi justru adalah perang harga yang tidak menguntungkan kedu pelah pihak di kemudian hari.
Cara lain yang justru murah namun sulit untuk ditiru adalah membina ikatan emosional dengan pelanggan anda. Contoh dari ikatan emosional yang berhasil adalah ketika jutaan orang rela mengirim SMS untuk calon favoritnya dalam suatu ajang pencarian bakat di televisi. Kalau ribuan orang yang bahkan tidak pernah bertemu muka dengan orang yang didukungnya saja mau memberi dukungan, bagaimana dengan store manager dan seluruh staffnya yang setiap hari bertemu dengan pelanggannya? Seharusnya mereka bisa membangun ikatan emosional yang lebih erat dengan pelanggan. Dengan ikatan emosional yang erat, pelanggan yang anda miliki akan sulit berpindah untuk berbelanja di toko lain. Tawaran promosi dari toko lain tidak menggerakkan mereka untuk berpindah.
Membentuk suatu ikatan emosional dengan pelanggan tidak harus dimulai dari sesuatu yang besar, namun juga dapat dari suatu hal yang kecil namun bersifat sangat personal bagi pelanggan.Beberapa contoh hal kecil namun dapat bersifat personal tersebut diantaranya adalah :
1. Ingat nama pelanggan anda
2. Cari tahu ranggal lahir mereka dan beberapa anggota keluarga mereka, dan berikan kejutan pada hari ulang tahun mereka.
3. Miliki nomor telepon mereka untuk berjaga-jaga apabila ada produk yang sekiranya memang mereka perlukan.
4. Ingat barang-barang yang rutin mereka beli, dan pastikan barang tersebut selalu tersedia di toko.
5. Permudah dan bantu mereka dalam mengurus after sales service.
Itulah beberapa contoh hal kecil yang dapat membina hubungan emosi dengan pelanggan menjadi semakin erat. Kedekatan anda dengan pelanggan anda akan menciptakan banyak pelanggan yang loyal kepada toko anda.Dan pada akhirnya penjualan anda akan selalu maksimal.
Klik disini untuk versi Bahasa Inggris

Pentingnya Sebuah Tagline/Slogan

Views: 15

Setiap kali saya sering bertanya kepada klien : “Apakah sudah punya tagline untuk bisnis anda?”
Kebanyakan dari mereka menjawab : “Belum, mungkin bisa dibuatkan sekalian” atau “Ada, We serve the best!”
Hal ini menunjukkan kurangnya pemahaman klien mengenai tagline. Sehingga, mereka tidak begitu menganggap tagline itu sebagai sesuatu hal yang penting atau tagline yang diciptakannya kurang menyentuh. Di sisi lain, sebuah tagline tidak bisa diciptakan secara instan apalagi menyuruh orang lain yang tidak mengetahui seluk beluk,visi dan misi perusahaan.
Eric Swratz, seorang penulis dan ahli brand, mendefinisikan tagline (slogan) sebagai susunan kata yang diringkas (biasanya tidak lebih dari 7 kata dan diletakkan mendampingi logo dan mengandung pesan brand yang kuat ditujukan kepada target audience tertentu.
Oleh karena itu, penciptaan sebuah tagline perlu disesuaikan dengan citra brand yang hendak dibangun. Berikut ini contoh tagline dari beberapa brand terkenal :
Nike : Just Do It (3 kata)
Sony: It’s A Sony (2 kata)
Citibank Visa: Not Just Visa (3 kata)
Nokia : Connecting People
Seperti juga disampaikan oleh ahli branding lainnya, sebuah tagline erat kaitannya dengan positioning sebuah produk atau jasa. Oleh karena itu, untuk memperkuat pesan yang ingin disampaikan, sebuah tagline juga harus diciptakan sesuai dengan tujuan dan sifatnya. Bisa untuk maksud menjelaskan suatu produk tertentu sampai sifatnya mengajak (provocative).
Descriptive
Yaitu tagline yang bertujuan untuk hanya menerangkan produk/servis/janji brand tersebut. Seperti Nokia: Connecting People.
Spesific
Tagline jenis ini mencoba memposisikan dirinya sebagai yang terunggul dibidangnya. Contohnya : Sony : It’s A Sony.
Superlative
Hampir sama dengan sifat sebelumnya, tagline juga bisa digunakan untuk memposisikan suatu produk sebagai yang paling unggul.
Imperative
Imperative berarti menyuruh untuk melakukan suatu aksi, biasanya diawali dengan kata kerja. Contohnya : Nike : Just Do It.
Provocative
Mengajak atau memancing logika atau emosi audiens biasanya tagline berupa kalimat tanya.
Begitu pentingnya peran tagline untuk membangun positioning sebuah brand. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita jangan asal-asalan membuat sebuah taglin untuk bisnis anda!
Klik disini untuk versi Bahasa Inggris

Istilah Private Label dalam dunia toko retail

Views: 17

Anda mungkin pernah berkunjung ke suatu supermarket, dan anda menemukan produk yang diberi merksesuai dengan nama tokonya. Contohnya ketika anda berkunjung ke Wallmart, dan menemukan sekantung gula pasir bermerk Wallmart. Ya, itulah yang dinamakan private label.
Private label atau home brand adalah barang yang diproduksi oleh pemasok yang ditunjuk oleh peritel untuk keperluan peritel tersebut. Dalam hal ini, merek,kriteria, ukuran, desain kemasan, bahkan harga sudah ditentukan oleh peritel. Keunggulan dari private label adalah biaya produksi yang lebih rendah daripada barang yang sudah bermerk, karena tidak adanya biaya riset, biaya promosi, dan biaya lainnya. Rendahnya biaya produksi mengakibatkan barang-barang private label bisa dijual dengan harga yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan harga jualbarang milik pesaing.
Private label memiliki arti yang sangat strategis dalam bisnis retail karena beberapa benefit berikut ini :
1. Memberi lebih banyak pilihan kepada konsumen khususnya bagi konsumen yang lebih mengutamakan fungsi produk daripada merk.
2. Memberikan value for money yang lebih baik bagi konsumen karena brang private label diproduksi dengan biaya rendah,sehingga dapat dijual dengan harga yang lebih murah daripada produk-produk yang sudah bermerk.
3. Dalam kompetisi pasar, private label tidak bisa disandingkan secara head to head dengan barang bermek sehingga memberikan hasil yang baik dari sisi marjin.
Klik disini untuk versi Bahasa Inggris

Pentingnya Kartu Nama Untuk Bisnis Anda

Views: 19

Mungkin ada 1.001 cara agar bisnis kita bisa dikenal, tapi satu diantaranya yang paling penting dan palin mendasar adalah dengan menyebar kartu nama sebanyak-banyaknya. Kenapa? Karena kartu nama itu sendiri adalah identitas bisnis kita dimana dalam selembar kartu yang kecil itu terdapat berbagai informasi penting tentang bisnis Anda.
Sekarang, sebelum menyimak tulisan lebih lanjut, sudahkah Anda punya kartu nama bisnis Anda sendiri ?
Dalam sekenario pemasaran dapat dikatakan kartu nama itu berfungsi sebagai salah satu alat bantu dalam menjual atau memasarkan sesuatu, baik itu berupa produk, jasa, merek, organisasi bahkan individu sekalipun. Coba tempatkan diri Anda sebagai produk atau merek yang hendak dipasarkan, maka kartu nama itu ibarat brosur yang akan menceritakan siapa Anda, apa bisnis Anda dan apa yang bisa Anda jual untuk mereka.
Seorang pengusaha pernah mengatakan, andaikan Anda adalah buku, maka kartu nama itu adalah kata pengantarnya. Untuk menelusuri intisari buku itu, kita dapat menjajakinya melalui kata pengantar, meskipun hanya sekilas. Oleh karena itu, sempatkanlah untuk mempunyai kartu nama bisnis Anda sendiri dengan sungguh-sungguh karena selain menilai dari penampilan, gaya bicara, dan apapun yang Anda kenakan, calon klien dan konsumen juga cendrung akan memperhatikan kartu nama Anda sebagai pelengkap citra dan identitas Anda.
Kartu nama adalah elemen identitas yang saat orang lain bertanya : “Apa bisnis Anda?” Anda tidak perlu lagi menjawab dengan setengah ragu-ragu tetapi cukup dengan memberikannya kartu nama Anda dan kemudian menjelaskan dengan percaya diri siapa Anda.
Tentu saja kartu nama menjadi semakin penting perannya dalam bisnis seperti yang dikatakan oleh Tom Peters, seorang pembicara kelas dunia, bahwa kartu nama itu tidak ubahnya seperti kemasan, yang sedikit banyak menentukan apakah produk itu layak dipercaya atau tidak. Oleh karena itu, sangat penting dalam mendesain kartu nama yang menarik dan informatif agar dapat membangkitkan kesan pertama yang positif. Dan hal lain yang perlu juga diingat bahwa desain yang unik dan menarik itu tidak harus selalu rumit, namun tetap harus berkesan simpel.
Dalam karyanya “Make Millions Marketing”, Roger Konopasek berpesan, pesona kartu nama terletak pada sifatnya yang murah, mudah (maksudnya mudah dibawa) dan meriah (meriah dalam arti kaya akan informasi). Segala data mencakup nama, jabatan, pendidikan, bidang usaha, contact number, alamat atau apa saja yang relevan terekspos di kartu nama. Bayangkan semua data yang sangat penting itu dapat disampaikan dengan berharga murah. Tetapi, ada juga perusahaan tertentu yang mencetak kartu nama dalam bentuk CD. Nah, ini relatif agak mahal. Namun, percayalah dampaknya juga akan sepadan dengan biayanya, karena CD itu akan meninggalkan impression yang luar biasa!
Satu hal yang membuat sebagian dari kita sungkan untuk memberikan kartu nama adalah tidak lain karena budaya timur yang melarang orang untuk membanggakan diri atau mengagungkan keunggulan produk secara terbuka di hadapan kenalan kita. Padahal, seharusnya kita bisa bersikap lebih bijak bahwa saat menerima atau memberi selembar katu nama haruslah dengan sikap antusias dan ucapan terima kasih. Dengan demikian, Anda akan menerima respek yang baik dari orang lain.
Sekali lagi, sudahkah punya kartu nama?
Saya bertanya kedua kalinya, karena tidak jarang saya berjumpa dengan kaum profesional yang masih juga tidak/belum memiliki kartu nama. Menurut mereka, “Kami orang back office. Hanya orang front office yang dibekali kartu nama.” Atau ada juga yang mengatakan, “Bisnis saya masih kecil, jadi belum perlu kartu nama.”
Memang, terkadang ada beberapa orang pada level tertentu yang sudah tidak perlu lagi kartu nama untuk menjelaskan siapa mereka. Katakanlah, Bill Gates atau mendiang Steve Jobs. Tanpa mengantongi kartu nama pun orang-orang akan tahu siapa mereka. Tetapi, saya juga yakin, sebelum mereka sukses mereka juga pasti memasarkan produk dan diri mereka melalui kartu nama.
Jadi, kembali saya ingatkan bahwa salah satu resep sukses untuk bisnis cepat dikenal orang adalah dengan mencetak kartu nama sebanyak-banyaknya dan bagikanlah kepada orang yang tepat juga sebanyak-banyaknya! Bahkan kalau perlu berikan kartu nama dua-tiga kali kepada orang yang sama pada kesempatan yang berbeda. Jangan heran, karena setiap pelaku bisnis yang berpengalaman umumnya menyimpan lebih dari 300 kartu nama yang dikumpulkan dari relasi-relasinya. Semakin banyak kartu nama Anda ada dalam list kumpulan kartu nama orang lain, akan memudahkan nama Anda akan ditemukan (setidaknya jika yang satu hilang, masih ada kartu nama Anda yang lain).
Maka perkenalkanlah diri anda dan bisnis anda melalui kartu nama!
Klik disini untuk versi Bahasa Inggris.

10 Hukum Marketing di Social Media

Views: 19

Anda ingin menjajal keampuhan melakukan marketing di social media. Atau Anda sudah melakukannya tapi hasilnya belum memuaskan. Sebenarnya faktor – faktor apa saja yang mesti diperhatikan agar aktivitas marketing Anda berhasil di social media? Berikut ini adalah 10 hukum marketing di Social Media dari Susan Gunelius, pakar marketing, branding, dan social media yang berpengalaman menangani perusahaan – perusahaan multinasional.
1. Hukum Mendengarkan
Untuk meraih sukses di social media membutuhkan lebih banyak mendengarkan dan sedikit bicara. Bacalah konten dari target audiens online Anda dan ikut berdiskusi untuk mempelajari hal – hal penting buat mereka. Dengan demikian Anda bisa menciptakan konten dan memicu percakapan yang bermanfaat buat mereka.
2.Hukum Fokus
Lebih baik untuk fokus pada satu bidang bisnis, dari pada menekuni berbagai bidang usaha (a jack of-all trades). Fokus yang terarah pada social media dan strategi konten marketing untuk membangun merek yang kuat memiliki peluang yang lebih baik untuk berhasil ketimbang strategi yang melebar, karena tidak jelas solusi apa dan kompetensi yang ditawarkan.
3. Hukum Kualitas
Kualitas mengalahkan kuantitas. Lebih baik memiliki 1.000 target audience yang dengan setia membaca, berbagi dan membicarakan konten Anda daripada punya 10.000 audience yang cuma sekali berhubungan dengan Anda dan setelah itu menghilang.
4. Hukum Kesabaran
“There is no shortcut to success”. Ya, tidak ada jalan pintas untuk sukses di dunia maya. Di sini dituntut kesabaran dan komitemen Anda memberikan sesuatu yang bermanfaat untuk audiens Anda.
5. Hukum Viral
Jika Anda mempublikasikan sesuatu yang menakjubkan dan konten yang berkualitas untuk follower atau audiens Anda, mereka akan menyebarluaskannya ke rekan – rekan mereka di Twitter, Facebook, Linkedin, atau menuliskannya di blog mereka.
Dampak lanjutannya, konten Anda akan menjadi entry point baru di mesin pencari Google. Lewat mesin pencari ini pesan Anda akan menyebarluas seperti virus, ribuan atau jutaan orang akan mengakses konten Anda.
6. Hukum “Influencers”
Luangkan waktu untuk mencari influencers online. Mereka adalah audience berkualitas yang mungkin akan tertarik dengan produk atau layanan Anda. Jagalah hubungan baik dengan mereka. Jika Anda mendapat respon positif dari influencer, maka influencer akan merekomendasikan produk dan layanan Anda kepada pengikut mereka.
7. Hukum Manfaat
Jika Anda menghabiskan waktu Anda di social web hanya untuk mempromosikan produk atau layanan Anda, maka audiens akan meninggalkan Anda. Anda harus memberikan sesuatu yang bermanfaat dalam percakapan di social media. Sedikit bicara dan lebih banyak menciptakan konten yang menakjubkan serta membangun relasi dengan para influencer. Pada waktunya nanti, mereka akan menjadi brand ambassador  yang melakukan word-of-mouth marketing.
8. Hukum Pengakuan
Jangan mengabaikan orang – orang yang telah meluangkan waktu untuk mengakses konten Anda. Siapa pun mereka, mereka ingin dihargai. Karena itu sangat penting untuk tetap menjaga hubungan baik dengan mereka.
9. Hukum Aksesibilitas
Jangan mempublikasikan konten, namun kemudian menghilang begitu saja. Anda harus selalu hadir untuk audiens. Itu artinya Anda harus konsiten meng-create konten dan aktif dalam percakapan. Pengikut online cepat sekali berubah pikiran dan mereka tidak akan ragu untuk mendepak Anda dari list pertemanan jika tidak aktif berkomunikasi.
10. Hukum Timbal Balik
Kalau konten Anda ingin diperbincarkan dan disebarluaskan para warga dunia maya, Anda juga jangan pelit – pelit melakukan hal yang sama untuk mereka. Jadi, alokasikan waktu Anda di dunia maya untuk ikut memperbincangkan dan berbagi konten milik orang lain.
Klik disini untuk versi Bahasa Inggris.

Social Media Marketing

Views: 19

Belakangan ini kita diperlihatkan pada euforia penjualan telepon seluler (ponsel) yang tak seperti biasa. Kalau sebelumnya orang hanya memilih Nokia, Sony Ericsson, Samsung, LG, atau Motorola, sekarang kenyataan berbicara lain. Konsumen Indonesia beramai-ramai asyik memilih ponsel merek lokal—walau tak satu pun diproduksi di dalam negeri, seperti HT Mobile, ViTell, StarTech, Mito, My-G, dan lain-lain, karena faktor model, kelengkapan fitur, dan harga yang ditawarkan.
Sebagai marketer—tanpa dijelaskan pun—tentu sudah tahu apa alasan besarnya, yakni karakteristik pasar. Sudah sering dibahas bahwa pasar dalam negeri suka sekali bergaya, sehingga kalau tidak mampu membeli Blackberry—yang harganya mahal, mengutak-atik ponsel mirip Blackberry pun tidak masalah. Yang penting gaya.
Kemudian, kelengkapan fitur juga memiliki pengaruh besar terhadap permintaan ponsel merek lokal. Kenapa? Karena konsumen senang sekali apabila ponselnya dianggap canggih, meski tak semua fitur dipergunakan. Tetapi, lupakan soal itu. Sebab ada yang lebih berpengaruh lagi dibanding semua itu, yakni Facebook.
Betul, Facebook. “Hantu” yang satu itu memang cukup luar biasa keberadaannya. Bayangkan, saat ini sudah ada sekitar 15,3 juta orang (data: e-marketer) terdampar dalam Facebook. Padahal, satu bulan sebelumnya (Desember 2009), anggota Facebook tercatat masih 13,8 juta. Sebuah lonjakan yang fantastis.
Para pemasar, saya yakin Anda juga termasuk salah seorang yang hanyut di “danau” Facebook. Setiap orang memiliki kedudukan dan hak yang sama untuk menyampaikan informasi, pendapat, atau apa pun, secara dua arah. Semua yang terlibat bisa saling beradu argumen dengan bebas di alam keterbukaan ini.
Kekuatan Jejaring
Harus diakui bahwa antara kehadiran Facebook dan larisnya ponsel merek lokal akhir-akhir ini terdapat korelasi yang erat. Booming Facebook sebagai media jejaring sosial (social media) telah membuat bangsa ini “gila” terhadap puji-memuji, bantah-membantah, dukung-mendukung, cela-mencela, dan lain sebagainya.
Tetapi di dalam benak pemasar, bukan itu yang paling penting. Yang paling penting adalah bagaimana manfaatkan sumber kegilaan semacam itu menjadi media beriklan paling efektif sejagad ini. Istilahnya, menjadikan Facebook sebagai social media marketing, yaitu strategi pemasaran yang dilakukan melalui media jejaring sosial.
Tidak hanya Facebook dan kawan-kawannya. Website, Blog, microblog, photo sharing, dan video sharing juga termasuk dalam kategori social media marketing. Alasannya, mereka sama-sama bersifat ”dari anggota untuk anggota dan dari anggota untuk semua”, juga bersifat dua arah.
Enaknya, karena memiliki anggota atau pembaca yang jelas, para pakar pemasaran menilai menggunakan social media marketing akan lebih efektif daripada cara-cara promosi konvensional. Ya, akan lebih efektif, karena: pertama, anggota atau pembaca atau pengakses media jejaring sosial itu jumlahnya sudah banyak. Kalau belum? Jika masih sedikit, jelas tidak akan efektif. Sama seperti beriklan di surat kabar atau majalah. Jumlah tiras akan menjadi pertimbangan khusus bagi para pengiklan.
Kedua, tingkat penetrasi pasar yang lebih mudah karena semua orang kini tidak lepas dari internet.
Ketiga, biaya murah melalui iklan online. Dewasa ini internet dijejali dengan iklan-iklan yang sudah memiliki brand maupun yang baru melakukan ekspansi. Dan cara pembuatannya pun sangat mudah, bahkan tidak perlu sekolah tinggi untuk membuat suatu gambar iklan yang ditempel di suatu web.
Lebih Akrab
Ada satu contoh menarik dalam penerapan social media marketing yang diterapkan produsen komputer Dell dan bisa ditiru oleh perusahaan-perusahaan lain. Melalui IdeaStorm (website-nya), perusahaan asal Amerika Serikat tersebut menjalin kedekatan dengan pelanggan, mengeruk keluhan-keluhan dari mereka, menunggu kritik dan saran, juga menginformasikan hal apa pun yang ditawarkan perusahaan.
Karena sudah tidak ada batasan lagi mengenai status ”siapa pemilik” dan ”siapa tamu” IdeaStorm—karena produsen Dell dan konsumennya dapat bercampur baur di dalamnya tanpa sekat—maka kedua pihak akan saling diuntungkan. Dell dapat mempromosikan produknya secara langsung ke target market, atau setidaknya ke banyak orang yang sudah merasa menyatu dengan IdeaStorm, sehingga sasaran yang dituju betul-betul tepat.
Itu yang pertama. Yang kedua, Dell dapat mengetahui atau menerima langsung keluhan-keluhan yang disampaikan oleh konsumennya. Keluhan-keluhan itulah yang kemudian menjadi bahan Dell untuk melakukan perbaikan ke depan. Wadah ini sekaligus juga mengarahkan kepada pasar bahwa jika mempunyai keluhan atas kualitas produk dan lain-lain, sampaikan saja ke Dell secara langsung. Jangan ke media massa yang lebih terbuka dan cenderung merugikan.
Ketiga, dengan social media marketing seperti IdeaStorm, Dell mampu mempengaruhi calon konsumen untuk menjadi konsumen, konsumen menjadi pelanggan, pelanggan menjadi pelanggan loyal, dan akhirnya pelanggan loyal itu benar-benar jatuh hati hingga merasa memiliki “kekasih pujaan yang satu ini”. Kalau sudah begitu, Dell tinggal memetik buah cintanya dengan pelanggan.
Saya kira contoh itu sudah cukup jelas menggambarkan bagaimana manfaat penerapan social media marketing di masa yang akan datang, entah melalui jejaring sosial, website, blog, microblog, atau video sharing sekali pun. Jadi, seiring dengan berkembangnya zaman, mendekati dan mendekatkan diri kepada konsumen melalui social media marketing adalah satu pilihan yang lain.

Klik disini untuk versi Bahasa Inggris

Pentingnya Data Bagi Dunia Marketing

Views: 14

Bayangkan, pemerintah yang memiliki kekuatan dan kemampuan besar untuk menggali data pun seringkali pusing mencari data, apalagi bisnis yang mengandalkan data dari pemerintah?
Memang, setiap kali membuat perencanaan pemasaran, salah satu hal yang membuat orang pemasaran pusing adalah soal data. Mereka selalu bingung, data semacam apa yang harus mereka cari untuk dijadikan dasar pembuatan perencanaan pemasaran. Kalau pun mereka tahu data apa yang harus mereka cari, pertanyaan berikutnya adalah, dimana mereka harus mencari data tersebut.
Mencari data memang ibarat mencari jarum di tengah jerami. Kalau Anda hanya sendirian mencarinya, tidak akan ketemu. Namun kalau Anda mempergunakan banyak orang sebagai team work untuk mencari, kemungkinan menemukannya pun jauh lebih besar. Jadi, mungkin bukan susah mencarinya tapi biaya untuk mencarinya bisa besar sekali (karena Anda membutuhkan lebih banyak usaha). Itu pun belum tentu menghasilkan data yang 100 persen akurat. Contoh paling sering yang ditanyakan oleh para pemasar adalah bagaimana mencari data market share.
Mengapa tidak mudah bagi para pemasar untuk mencari data market share? Lihat saja, 70 persen channel distribusi (untuk consumer product) mempergunakan channel tradisional seperti toko kelontong, pasar, asongan, dan lain-lain. Channel seperti ini banyak sekali dan titiknya tersebar di mana-mana. Jika Anda ingin melakukan pengumpulan data relatif lebih sulit dan lebih lama dibandingkan di negara maju. Pedagang kecil mana punya data yang canggih? Semua penjualan ditulis ke dalam buku tulis. Bahkan pedagang asongan pun hanya mencatat di selembar kertas bekas bungkus rokok.
Pada negara-negara maju, sebagian besar ritel disana sudah mempergunakan teknologi informasi seperti barcode sehingga kuantitas dan nilai penjualan pun dengan cepat terdokumendasi. Makanya di sana data market share bisa cepat diketahui.
Lucunya, kadang-kadang kita menemukan data yang kita inginkan secara tidak sengaja. Seorang pemasar pernah ingin mencari tahu berapa pertumbuhan industri dari produk yang dijualnya. Berminggu-minggu keluar masuk departemen, namun hasilnya tidak pernah ada.
Akhirnya, jawabannya ditemukan lewat sebuah koran yang sudah mau dibuang. Di dalam koran tersebut ada pernyataan dari Dirjen Pajak yang mengeluarkan statement bahwa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) di sektor industrinya bertumbuh tahun lalu sebesar 7 persen. Artinya, kalau diasumsikan industri dimana dia memasarkan produknya kira-kira bertumbuh 7 persen. Lumayan juga untuk memperkuat perencanaan, sekalipun menemukannya di tong sampah!
Dalam dunia marketing research ada dua jenis penggalian data. Pertama adalah data yang digali lewat sumber-sumber yang bersifat primer. Contohnya adalah data dari konsumen langsung. Kedua adalah data yang digali dari sumber yang bersifat sekunder. Artinya, data diperoleh dari pihak lain yang telah melakukan penggalian data. Contohnya adalah melalui kantor-kantor pemerintah, bank dan lain-lain.
Menggali data lewat sumber primer relatif memang jauh lebih mahal. Anda harus mempergunakan tim pencari data yang cukup besar. Sebaliknya, untuk menggali data sekunder, Anda hanya membutuhkan sedikit orang yang ke luar masuk institusi untuk meminta data. Hanya saja di Indonesia, kredibilitas data sekunder seringkali menjadi pertanyaan.
Hal yang sering menjadi masalah dalam penggalian data adalah kejujuran dari subyek data. Banyak perusahaan yang sering low profile ketika berhubungan dengan pihak pajak, namun menjadi high profile ketika berbicara untuk urusan publikasi. Artinya, penjualan di laporan pajak dikecil-kecilkan, namun kalau diwawancara angkanya dibesar-besarkan. Dalam kasus BLT pun, banyak orang yang mengaku-aku termasuk golongan miskin ketika ditanya. Makanya bantuan akhirnya bisa salah sasaran.
Di sisi lain, masih banyak pelaku bisnis yang kurang menghargai data. Melihat kasus sang pemasar itu, berapa sih sebenarnya nilai data tersebut? Kalau dilihat cara dia menemukan data tersebut di tong sampah, data tersebut barangkali tidak akan dinilai tinggi. Contoh lain, banyak pelaku bisnis melihat ukuran data dari tebalnya laporan data. Semakin tebal semakin mahal. Tapi kalau cuma selembar, apalagi cuma satu angka berarti semakin murah. Tapi cobalah melihat proses yang harus dijalani selama berhari-hari untuk mencari satu angka tersebut, barangkali si pemasar rela mengeluarkan satu juta rupiah ketimbang opportunity lost yang terjadi gara-gara mencari data.
Dengan berbagai masalah ini, pada akhirnya orang-orang pemasaran lebih sering mempergunakan banyak asumsi data ketika melakukan perencanaan. Bahkan yang lebih ekstrim, ada yang tidak percaya data sama sekali dan mengandalkan pada insting. Bagaimanapun, insting kadangkala memang benar sekalipun tidak selalu benar. Adanya data sebenarnya lebih bertujuan untuk memperkuat keyakinan dibandingkan menjadi alasan untuk menjalankan strategi. Tapi kalau terlalu banyak asumsi, ya lebih baik mempergunakan strategi yang bersifat langsung.
Klik disini untuk versi Bahasa Inggris.

Mempergunakan Halaman Belakang Rumah Untuk Lahan Bisnis

Views: 17

Setiap orang berkata bahwa untuk memulai bisnis perlu modal yang lumayan besar. Well, bagi saya pemikiran itu sedikit keliru. Sebab pemikiran tentang perlunya modal besar untuk usaha adalah persepsi bahwa kita akan berbisnis berskala besar. Padahal sebetulnya berbisnis itu tidak harus berskala besar. Bisnis lebih enak dimulai dari skala kecilsaja. Kenapa ? Sebab langsung berbisnis dalam skala besar relatif beresiko,apalagi jika sebagai pemula. Kita belum cukup memiliki ilmu berbisnis, kemudian langsung berinvestasi dalam skala besar maka kemungkinan berhasilnya akan kecil sekali. Dan andaikata gagal, jelas sekalikita akan merasakan stress.
Untuk memulai berbisnis sebaiknya kita belajar dari skala kecil dan tentunya dengan modal kecil saja dulu. Lambat laun kemampuan kita dalam berbisnis akan terasah, dan pada akhirnya bisnis akan mengarah kepada skala yang lebih besar.
Bisnis skala kecil dapat anda mulai dari belakng rumah anda.Anggaplah jika anda tertarik pada dunia ikan, maka belakang rumah anda dapat dimanfaatkan untuk membuat suatu kolam pembesaran ikan. Bagaimana dengan modal yang diperlukan ? Tak perlu mengeluarkan uang banyak. Cukup dengan menggaji satu atau dua orang untuk membuatkolam, membeli beberapa ratus benih ikan, dan sekarung pakan ikan. Kerjakan dengan tekun, amati setiap tindakan yang dilakukan, dan tunggu beberapa bulan kemudian untuk memanen hasilnya, dan anda akan terkejut bahwa anda memperoleh uang dari hasil penjualan ikan anda. Dan anda sudah mulai berbisnis.
Pemikiran bisnis membutuhkan modal banyak harus dirubah, karena itu adalah pemikiran ketika kita biasanya memandang dan memperhatikan pengusaha-pengusaha yang telah sukses. Mereka memiliki banyak uang, perusahaan berskala nasional maupun internasional. Padahal yang seharusnya diperhatikan adalah awal ketika mereka memulai berbisnis. Dan anda akan terkejut bahwa hampir semua pengusaha sukses mengawali bisnisnya dengan modal kecil, bahkan tanpa modal sekalipun. Ada yang memulaibisnisnya dari garasi rumah, rumah kontrakan,hingga kios kecil di pinggir jalan. Dengan ketekunan dan keyakinan diri,mereka berhasil menjadi pengusaha-pengusaha sukses. Lalu kenapa kita tidak bisa ? Tentu saja bisa. Dan itu bisa diawali dengan memanfaatkan halaman rumah anda.
Klik disini untuk versi Bahasa Inggris

Memenangkan Kompetisi Bisnis

Views: 15

Kompetisi bisnis tidak bisa dihindari dan pasti akan terjadi dengan berbagai alasan. Kenapa ? Pertama, karena sesuatu yang bagus dan menguntungkan akan mengundang pemain lain masuk ke dalam bisnis yang sama, apalagi di bisnis retail yang sangat mudah untuk dimasuki baik skala kecil maupun menengah. Kedua, adalah karena pasar selalu membutuhkan suatu pilihan. Kehadiran kompetitor merupakan hal yang selalu dinanti oleh konsumen.
Sudah menjadi suatu hal yang umum bahwa kehadiran kompetitor mengancam kestabilan suatu bisnis. Akan tetapi dibalik keadaan tersebut kehadiran kompeatitor bisa menjadi pemicu bagi pebisnis untuk menjaga kualitas dirinya sehingga mampu mempertahankan pelanggannya.
Pasar ibarat kue yang diperebutkan oleh sejumlah orang yang berminat Diantara orang-orang yang berminat tersebut, akan ada yang makan lebih banyak dan ada yang hanya bisa makan sedikit saja. Tidak bisa dihindari, setiap kali bisnis kedatangan kompetitor baru, maka bisnis tersebut mau tidak mau akan berbagi kue untuk pendatang baru tersebut.
Pertanyaannya adalah seberapa besar kue yang harus terbagi atau “tercuri” oleh kompetitor ? Sedikit atau banyak pasar yang hilang oleh kedatangan kompetitor baru tergantung dari kemampuan bisnis tersebut dalam mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk dan service yang dimilikinya. Kehilangan pasar adalah kehilangan pelanggan. Berarti jika bisnis anda tidak mau tercuri pasarnya, maka anda harus mempertahankan pelanggan anda. Slah satu cara untuk mempertahankan pelanggan adalah melalui service beyond “service” excellent.
Klik disini untuk versi Bahasa Inggris.

Tugas dan Tanggung Jawab Store Manager

Views: 35

Dalam suatu bisnis toko retail, kemajuan dan kelancaran operasional toko dipengaruhi oleh kecakapan seorang manager toko. Manager toko merupakan orang yang penting di suatu toko dan merupakan representasi manajemen perusahaan di garis depan. Karena itu seorang manager toko harus mengerti dan memahami tugas dan tanggung jawabnya agar operasional toko dapat berjalan dengan lancar dang menghasilkan profit yang maksimal bagi perusahaan.
Tugas dan tanggung jawab seorang store manager sangat kompleks. Oleh karena itu, mengetahui tugas dan tanggung jawab utama seorang store manager menjadi suatu keharusan agar dia bisa menyusun skala prioritas dari tugas-tugasnya tersebut.
Tanggung jawab seorang store manager adalah sebagai berikut :
1. Sales dan Profitability
Store manager tahu bahwa mereka harus mencapai target penjualan yang ditetapkan, namun hanya sedikit sekali yang menyadari bahwa mereka harus memperoleh profit atau laba dari hasil usahanya. Seharusnya seorang store manager sadar betul bahwa kesehatan tokonya diukur dari profit yang dihasilkan, bukan semata-mata hanya dari omzet. Penjualan itu penting karena merupakan tujuan dari adanya suatu toko, akan tetapi profit adalah tujuan utama dari sebuah bisnis. Apalah artinya suatu penjualan yang banyak tetapi profit yang sedikit, apalagi tanpa profit sama sekali. Profitabilitas sangat ditentukan ole jumlah sales yang diperoleh dengan jumlah biaya yang dikeluarkan. Untuk emmperoleh profit yang maksimal, seorang store manager harus memiliki kemampuan yang baik dalam hal pengendalian biaya.
2. Penanganan Inventory
Toko ritel adalah bisnis yang tergantung dari ketersediaan inventori atau barang dagangan. Bahkan boleh dikatakan bahwa inventori adalah jantung dari sebuah toko ritel. Seorang store manager harus memiliki kemampuan yang baik dalam hal penanganan inventori, sebab hal ini sangat mempengaruhi omzet toko yang dipimpinnya. Perlu kecakapan analisa yang baik untuk memperhatikan Inventory Turn Over (ITO)agar barang yang tersedia di tokonya dapat cepat dikonversi menjadi uang.
3. Pengendalian Sumber Daya Manusia
Kemampuan store manager dalam mengendalikan sumber daya manusia adalah tanggung jawab yang mungkin paling sulit dilakukan. Karena pengendalian sumber daya ini membutuhkan kemampuan penunjang yang sangat komplek meliputi kemampuan komunikasi, manajerial, psikologi, melatih,dan memotivasi,dan melakukan evaluasi.

4. Pengendalian Aset
Tujuan dari pengendalian aset ini adalah untuk memastikan bahwa semua aset yang ada di toko berfungsi sebagaimana mestinya sehingga mendukung pencapaian tujuan operasional toko. Aset yang menjadi tanggung jawab store manager adalah :
a. Tangible aset, yaitu aset yang berwujud seperti equipment dan gedung.
b. Intangible aset, yaitu aset yang tak berwujud seperti image perusahaan, merk, service.
5. Customer Service
Every business is a “service” business. Jargon ini mengindikasikan tentang betapa pentingnya pelayanan kepada pelanggan, karena service inilah yang menentukan loyalitas, kepuasan, dan kenyamanan pelanggan dalam berbelanja. Pada akhirnya tentu saja menentukan omzet penjualan. Oleh karena itu seorang store manager bertanggung jawab dalam menentukan dan melaksanakan bentuk service yang dilakukan oelh semua timnya. Service bukan hanya menentukan omzet penjualan saja,akan tetapi lebih jauh lagi adalah bahwa hal tersebut menentukan citra dan brand awareness toko yang dipimpinnya. Dan brand image tak lain merupakan aset bisnis yang harus dijaga dan dikendalikan.
Klik disini untuk versi Bahasa Inggris.