Pelajaran Bisnis dari Google

Visits: 23

Siapa yang tidak mengenal Google? Mungkin dia adalah teman yang pertama kali Anda kunjungi saat pertama kali mengenal internet. Google adalah salah satu contoh perusahaan yang sukses berkat adanya inovasi yang terus-menerus. Google didirikan oleh Larry Page dan Sergey Brin pada 4 September 1998 ketika mereka masih menjadi mahasiswa di Universitas Stanford. Berawal dari sebuah mesin pencari Google kini telah menjadi perusahaan internet terbesar yang menciptakan berbagai layanan dan aplikasi.
Tentu dibutuhkan perjalanan yang panjang untuk menjadi Google seperti sekarang ini. Dibutuhkan kerja keras dan inovasi yang terus menerus untuk senantiasa berkembang. Google menerapkan beberapa kebiasaan unik yang dikembangkan untuk menumbuhkan budaya inovasi dan kreativitas di lingkungan perusahaannya. Salah satunya adalah dengan mengadakan pertemuan mingguan. Dalam pertemuan itu semua karyawan Google dari seluruh dunia bebas memberikan pertanyaan kepada para eksekutif Google, baik secara langsung maupun melalui email. Dalam pertemuan itu para karyawan juga berhak memberikan kritik atau saran dan juga menyampaikan ide-ide kreatif pada para pemimpin perusahaan.
Berikut adalah beberapa nasihat dan tips sukses perusahaan Google dalam berbisnis yang disampaikan CEO Google, Larry Page, seperti dikutip dari Wired.com :
1. Lakukan Hal “Gila”
Dalam mendorong timnya untuk berinovasi, Larry Page selalu memberi nasihat “Jika tidak melakukan hal-hal gila, kamu melakukan hal-hal yang salah.” Mungkin ungkapan tersebut sangat sesuai di dunia perusahaan, khusunya yang bergerak di bidang teknologi kreatif. Banyak perusahaan yang setelah menjadi besar kemudian lengah dan lupa untuk berinovasi. Hal ini sangat dihindari oleh perusahaan Google. Setiap karyawan Google dituntut untuk “Think Big” atau selalu berpikir kreatif, untuk menemukan dan melakukan hal-hal yang tidak biasa.
Sejak kecil Larry Page mempunyai mimpi kelak ingin menjadi seorang penemu. Dia tidak hanya sekedar ingin menciptakan produk yang hebat, tetapi juga ingin mengubah dunia. Dan terbukti mimpi itu terwujud dan tetap hidup hingga kini yang dia wujudkan bersama Google. Kepuasan adalah ketika dia dan timnya bisa mengembangkan inovasi 10 kali lipat dari yang telah mereka kembangkan sebelumnya. Jadi tidak mengherankan jika inovasi adalah inti utama dari bisnis Google. Kita bisa melihat dari layanan Google seperti Gmail. Layanan email yang menawarkan kapasitas penyimpanan 100 kali lipat lebih besar dibanding dengan kapasitas yang diberikan oleh layanan-layanan email lainnya.
Berbagai layanan Google lainya juga muncul dari ide-ide “Gila”. Seperti yang kita lihat saat ini, seperti layanan penerjemah berbagai bahasa Google Translate. Layanan peta Google Maps dan yang terbaru adalah layanan penyimpanan data berbasis internet dan cloud computing, Google Drive. Dan tentu layanan berbagi video YouTube, sistem operasi Android, dan browser Chrome yang sangat menarik dan telah digunakan jutaan orang di dunia. Semua berawal dari ide-ide “Gila” yang di wujudkan.
Informasi terbaru Google dikabarkan sedang membangun sebuah proyek dan lab khusus bernama Google X. Lab tersebut berisi berbagai fasilitas yang dibuat untuk mendukung riset Google untuk menciptakan beragam teknologi masa depan. Seperti mobil yang dapat berjalan sendiri serta kacamata berbasis teknologi Augmented Reality.
2. Inovasi Harus Sejalan Dengan Komersialisasi
Satu lagi nasihat CEO Google, Larry page dalam berbisnis adalah, Inovasi yang dilakukan harus diikuti dengan langkah komersialisasi. Kita dapat mengambil pelajaran dari perusahaan Xeroc PARC, salah satu anak perusahaan Xerox Corp. Didirikan pada tahun 1970, Xerox PARC terkenal dengan berbagai inovasi di bidang teknologi dan hardware. Beberapa dari inovasi yang dibuat Xeroc PARC memegang peranan penting dalam perkembangan dunia komputasi modern, di antaranya seperti Ethernet, Graphical User Interface (GUI), serta teknologi printer laser.
Sayangnya Xeroc PARC tidak terlalu fokus pada komersialisai. Itulah yang membuat perusahaan tersebut gagal. Larry memberikan contoh berikutnya, yaitu perusahaan Tesla. Tesla adalah salah satu perusahaan yang dia kagumi. Tesla bergerak dalam mengembangkan mobil inovatif. Namun pada akhirnya perusahaan yang didirikan oleh Nikola Tesla tersebut gagal. Disebabkan karena terlalu fokus pada inovasi. Tesla menghabiskan 99 persen tenaganya untuk mengembangkan produknya agar disukai banyak orang.
Dari contoh kedua perusahaan di atas, kita dapat mengambil peajaran. Bahwa setiap perusahaan membutuhkan dua hal untuk sukses dan berkembang, yaitu inovasi dan komersialisasi.
3. Jangan Terlalu Fokus Pada Persaingan
Berbeda dengan perusahaan-perusahaan lainya, Google menerapkan filosofi untuk tidak terlalu fokus pada persaingan. Google lebih memfokuskan diri pada pengembangan produk dan layanan-layanannya, bukan hanya fokus pada persaingan dan kompetisi.
“Apa yang menarik dari bekerja jika hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah mengalahkan perusahaan lain yang melakukan hal yang sama dengan kita? Itulah yang membuat banyak perusahaan jatuh secara perlahan. Mereka cenderung melakukan hal yang sama dengan yang pernah mereka lakukan dan membuat beberapa perubahan kecil.” kata Larry Page.
Menurut Page, memang wajar jika banyak orang selalu fokus dan ingin mengerjakan hal-hal yang menurut mereka yakin tidak akan gagal. Namun lebih dari itu, untuk mencapai kesuksesan, sebuah perusahaan teknologi perlu membuat suatu perubahan yang besar.
Kita bisa melihat ketika Google merilis layanan Gmail. Saat itu Google masih sebatas menjadi perusahaan mesin pencari. Menciptakan layanan email berbasis web merupakan suatu lompatan yang besar bagi Google. Apalagi Gmail berani menyediakan kapasitas penyimpanan email yang berkali-kali lipat lebih besar jika dibandingkan penyedia layanan email serupa pada saat itu.
Pada saat Google mengembangkan Gmail. Sudah ada beberapa perusahaan lain yang memiliki mesin pencari. Gmail tidak akan ada jika Google hanya fokus untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan mesin pencari tersebut. Google lebih memilih untuk fokus mengembangkan produk-produk dan layanannya.
Itu tadi tiga hal Nasihat CEO Google Dalam Berbisnis. Kita dapat mengambil pelajaran dari nasihat-nasihat tersebut untuk mengembangkan dan menggapai visi bisnis yang sekarang sedang kita geluti. Semoga bermanfaat.

One thought on “Pelajaran Bisnis dari Google”

  1. Baru saja berurusan dengan google ttg domain yg ngak bisa login, langsung di support habis2an. Mereka telp bisa sehari 4x memberikan masukan dan langkah2. Sampai masalah kelar ….

    Hebat acung jempol buat google

Leave a Reply

Your email address will not be published.