Views: 43
Materi Potensi Sumberdaya Ikan di WPP Indonesia versi video dapat dilihat melalui aplikasi Belajar NKPI:
Atau dapat dilihat di channel youtube : Yusepchannel
Data potensi sumberdaya ikan di wpp Indonesia ini diambil dari Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, Kementerian Kelautan dan Perikanan (Januari, 2018). Dan Peta sebaran pemanfaatan tiap jenis ikan diambil dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan , Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Tahun 2016.
Video Potensi Sumberdaya ikan di WPP Indonesia
Yang pertama adalah
WPP 571 Meliputi Selat Malaka dan Laut Andaman. Wilayah ini memiliki karakteristik perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 200 meter
Potensi tangkapan adalah 425.444 ton per tahun. Jenis ikan yang masih dalam status moderate adalah Ikan karang dan cumi-cumi. Sedangkan jenis ikan pelagis besar dan rajungan, sudah mencapai fully exploited,
dan jenis ikan demersal, pelagis kecil, udang, lobster, dan kepiting sudah over exploited.
WPP 572 meliputi Perairan Samudera Hindia sebelah barat sumatera dan selat sunda. Wilayah ini memiliki karakteristike perairan berkedalaman lebih dari 200 meter. Potensi tangkapan adalah 992.779 ton per tahun. Jenis ikan yang masih dalam status moderate adalah Ikan karang dan cumi-cumi. Sedangkan jenis ikan demersal, pelagis kecil, dan rajungan sudah mencapai fully exploited, dan jenis ikan pelagis besar, udang, lobster, dan rajungan sudah over exploited.
WPP 573 meliputi Samudera Hindia sebelah selatan Jawa hingga selatan Nusa Tenggara, Laut sawu dan laut Timor Bagian Barat. Wilayah ini memiliki karakteristike perairan berkedalaman lebihd dari 200 meter
Potensi tangkapan adalah 1.267.540 ton per tahun. Berdasarkan data dari Dirjen Tangkap KKP, wilayah ini sudah tidak ada ikan yang berada dalam status dalam status moderate. Jenis ikan pelagis besar, pelagis kecil, demersal, lobster, dan rajungan sudah mencapai fully exploited,
dan jenis ikankarang, cumi-cumi, udang, dan kepiting sudah over exploited.
WPP 711 meliputi Selat karimata, Laut Natuna, dan Laut China Selatan.
Wilayah ini memiliki karakteristike perairan dangkal berkedalaman kurang dari 200 meter. Potensi tangkapan adalah 613.429 ton per tahun. Jenis ikan yang masih dalam status moderate adalah pelagis besar Sedangkan jenis ikan demersal, rajungan, dan ikan karang sudah mencapai fully exploited, dan jenis ikan pelagis kecil, lobster, cumi-cumi, udang, dan kepiting sudah over exploited.
WPP 712 meliputi Perairan Laut Jawa. Wilayah ini memiliki karakteristike perairan dangkal berkedalaman kurang dari 200 meter
Potensi tangkapan adalah 1.341.632 ton per tahun. Wilayah ini sudah tidak ada ikan yang berstatus pemanfaatan moderate. Jenis ikan demersal, ikan karang, dan pelagis kecil sudah mencapai fully exploited,
Sedangkan jenis ikan cumi-cumi, lobster, pelagis besar, rajungan, udang, dan kepiting sudah over exploited.
WPP 713 meliputi Selat Makasar, Teluk Bone, Laut Flores, dan Laut Bali. Wilayah ini memiliki karakteristike perairan dangkal berkedalaman kurang dari 200 meter. Potensi tangkapan adalah 1.177.852 ton per tahun. Jenis ikan yang masih dalam status moderate adalah ikan karang,
Sedangkan jenis ikan pelagis besar dan pelagis kecil , sudah mencapai fully exploited, dan jenis ikan demersal, cumi, udang, lobster, kepiting, dan rajungan sudah over exploited.
WPP 714 meliputi Teluk Tolo dan laut Banda. Wilayah ini memiliki karakteristike perairan berkedalaman lebih dari 200 meter
Potensi tangkapan adalah 788.939 ton per tahun. Jenis ikan yang masih dalam status moderate adalah ikan karang. Sedangkan jenis udang, lobster, pelagis besar, pelagis kecil, cumi-cumi, dan ikan demersal sudah mencapai fully exploited, sementara kepiting dan rajungan sudah over exploited.
WPP 715 meliputi Teluk Tomini, Laut Maluku, Laut Halmahera, laut Seram dan Teluk Berau. Wilayah ini memiliki karakteristike perairan berkedalaman lebih dari 200 meter. Potensi tangkapan adalah 1.242.526 ton per tahun. Jenis ikan yang masih dalam status moderate adalah ikan karang. Sedangkan jenis ikan ikan demersal sudah mencapai fully exploited, dan jenis ikan ikan pelagis besar, pelagis kecil, cumi-cumi, udang, lobster, kepiting, dan rajungan sudah over exploited.
WPP 716 meliputi laut Sulawesi dan Sebelah utara Pulau Halmahera. Wilayah ini memiliki karakteristike perairan berkedalaman lebih dari 200 meter. Potensi tangkapan adalah 597.139 ton per tahun….
Jenis ikan yang masih dalam status moderate adalah ikan demersal dan pelagis kecil. Sedangkan jenis ikan pelagis besar, udang, dan kepiting sudah mencapai fully exploited, dan jenis ikan karang, cumi-cumi, lobster, dan rajungan sudah over exploited.
WPP 717 meliputi perairan Teluk Cendrawasih dan Samudera Pasifik. Wilayah ini memiliki karakteristike perairan berkedalaman lebih dari 200 meter. Potensi tangkapan adalah 1.054.695 ton per tahun….
Jenis ikan yang masih dalam status moderate adalah ikan demersal dan udang. Sedangkan jenis ikan karang, cumi-cumi, pelagis kecil, pelagis besar dan kepiting sudah mencapai fully exploited, Sementara jenis ikan lobster dan rajungan sudah over exploited.
WPP 718 meliputi laut Aru, Laut Arafuru, dan Laut Timor Bagian Timur. Wilayah ini memiliki karakteristike perairan dangkal dengan kedalaman perairan kurang dari 200 meter. Potensi tangkapan adalah 2.110.053 ton per tahun. Jenis ikan yang masih dalam status moderate adalah ikan karang dan rajungan. Sedangkan jenis ikan cumi-cumi, pelagis kecil, pelagis besar, dan kepiting sudah mencapai fully exploited, dan jenis ikan demersal, lobster, dan udang sudah over exploited.
Itulah sebaran potensi sumberdaya ikan di WPP Indonesia untuk tiap jenis-jenis ikan di Wilayah Pengrlolaan Perikanan Republik Indonesia yang bersumber dari. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan , Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Tahun 2016.
Sumber Peta sebaran potensi: https://kkp.go.id/artikel/1185-faq-kebijakan-perikanan-di-indonesia
Sumber Peta WPP-RI : Permen-KP Nomor 18 tahun 2014 Tentang Wilayah Pengelolaan Perikanan republik Indonesia
Sumber angka potensi : https://darilaut.id/berita/ini-potensi-di-11-wilayah-pengelolaan-perikanan