Views: 20
TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP atau kepemimpinan transformasional adalah pendekatan kepemimpinan yang menyebabkan perubahan pada individu dan sistem sosial. Dalam bentuknya yang ideal, transformational leadership menciptakan perubahan yang sangat bernilai dan positif pada para bawahannya dengan tujuan akhir untuk meregenerasi bawahan menjadi pemimpin. Kepemimpinan transformasional meningkatkan motivasi, moral dan kinerja bawahan melalui berbagai mekanisme. Kepemimpinan transformasional mengkoneksikan identitas diri pribadi dengan misi dan identitas kolektif organisasi sehingga menjadi panutan bagi para bawahannya, memberikan inspirasi bagi mereka, menantang para bawahan untuk mengambil rasa pengakuan yang lebih besar pada pekerjaan mereka, dan memahami kekuatan dan kelemahan para bawahan, sehingga pemimpin yang melakukan trasformational leadership dapat menyelaraskan kemampuan bawahan dengan tugas dan tanggung jawab mereka sehingga dapat mengoptimalkan kinerja mereka.
Kepemimpinan transformasional pertama kali diperkenalkan oleh James MacGregor Burns dalam penelitian deskriptif- nya tentang pemimpin politik. Menurut Burns, transformasi kepemimpinan adalah proses dimana pemimpin dan bawahan bahu membahu bekerja sama dan saling membantu untuk bergerak maju ke tingkat yang lebih tinggi dalam hal moralitas dan motivasi. Burns mengaitkan tentang kesulitan dalam membedakan antara manajemen dan kepemimpinan, dan meng-klaim bahwa letak perbedaannya adalah pada sifat dan prilaku. Burns mencetuskan dua konsep, yaitu tranforming leadership dan transactional leadership.. Masih menurut Burns, Pendekatan transformasi menciptakan perubahan yang signifikan dalam kehidupan manusia dan organisasi. Ini mendesain ulang persepsi dan nilai, dan mengubah harapan dan aspirasi para bawahan, tidak seperti pendekatan transaksional yang didasarkan pada hubungan memberi dan menerima. Pada kepribadian pemimpin transaksional, ia memunculkan sifat dan kemampuan untuk memberi perubahan melalui contoh, pernyataan visi yang berenergi dan tujuan yang menantang. Pemimpin transformasional adalah teladan moral dalam bekerja untuk kepentingan tim, organisasi, dan/atau komunitas, sehingga pada akhirnya produktivitas pegawai menjadi meningkat.
James MacGregor Burns (1978)pertama kali memperkenalkan konsep transformasi kepemimpinan dalam penelitian deskriptifnya
pada pemimpin politik, tetapi istilah ini sekarang digunakan dalam psikologi organisasi juga. Menurut Burns, transformasi kepemimpinan adalah proses di mana “pemimpin dan pengikut saling membantu untuk maju ke tingkat yang lebih tinggi moral dan motivasi”. Luka bakar terkait dengan kesulitan dalam membedakan antara manajemen dan kepemimpinan dan menyatakan bahwa perbedaannya terletak pada sifat dan perilaku. Dia mendirikan dua konsep: “mengubah kepemimpinan” dan “kepemimpinan transaksional”. Menurut Burns, pendekatan transformasi menciptakan perubahan yang signifikan dalam kehidupan manusia dan organisasi. Ini mendesain ulang persepsi dan nilai, dan mengubah harapan dan aspirasi karyawan. Berbeda dengan pendekatan transaksional, ini tidak didasarkan pada hubungan “memberi dan menerima”, tetapi pada kepribadian pemimpin, sifat dan kemampuan untuk membuat perubahan melalui contoh, artikulasi dari visi energi dan
tujuan yang menantang. Pemimpin transformasi diidealkan dalam arti bahwa mereka adalah teladan moral dalam bekerja kepentingan tim, organisasi, dan/atau komunitas. Burns berteori bahwa transformasi dan transaksional kepemimpinan adalah gaya yang saling eksklusif. Pemimpin transaksional biasanya tidak mengusahakan perubahan budaya dalam organisasi tetapi mereka bekerja dalam budaya yang ada sementara pemimpin transformasional dapat mencoba mengubah budaya organisasi.
Peneliti lain, Bernard M. Bass (1985), memperluas hasil penelitian Burns (1978) dengan menjelaskan mekanisme yang mendasari transformasi dan kepemimpinan transaksional. Bass menambahkan konsep awal yang dikemukakan Burns (1978) dalam membantu menjelaskan bagaimana kepemimpinan transformasional dapat diukur, serta bagaimana oengaruhnya terhadap motivasi dan kinerja bawahan. Seorang pemimpin yang memiliki karakter transformasional, hal pertama yang dapat diukur adalah dari segi pengaruhnya terhadap para karyawan. Para bawahan merasakan kepercayaan, kekaguman, kesetiaan dan rasa hormat terhadap pemimpin dan karena sifat-sifat transformasional pemimpin untuk bersedia bekerja lebih keras dari yang diharapkan. Hasil ini terjadi karena pemimpin transformasional menawarkan para bawahan sesuatu yang lebih dari sekadar bekerja, mereka memberi tahu tentang visi dan misi yang menginspirasi dan memberi mereka identitas. Pemimpin mengubah dan memotivasi bawahan melalui karisma, stimulasi intelektual dan pertimbangan individu. Selain itu, seorang yang melakukan transformational leadership mendorong bawahannya untuk menantang status quo dan untuk mengubah lingkungan sehingga menjadi sesuatu yang mendukung keberhasilan.